Ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo menarik sorotan publik. Setelah lebih dari 24 jam sejak kejadian, pihak Pemda Sidoarjo mempertanyakan perizinan pendirian bangunan 4 lantai tersebut.
Bupati Sidoarjo Subandi mengungkapkan pihaknya sudah menanyakan hal tersebut kepada pihak ponpes dan mendapati bahwa bangunan tersebut diduga tak mengantongi Izin Mendirikan Bangunan atau IMB.
"Ini saya tanyakan izin-izinnya mana, tetapi ternyata nggak ada, ngecor lantai tiga, karena konstruksi tidak standar, jadi akhirnya roboh," ujar Subandi dilansir detikJatim, Rabu (1/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Subandi semua pembangunan tanpa IMB seharusnya tidak boleh didirikan dahulu. Sebab pembangunan serta pengerjaan konstruksi yang tidak sesuai standar sangat berisiko.
"Nanti akan kita sosialisasikan kembali, kalau ada pembangunan yang tidak dilengkapi izin, akan kita berhentikan dahulu, kita tidak ingin musibah ini terulang kembali," katanya.
Terpisah, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, KH Abdus Salam Mujib mengungkapkan bangunan yang ambruk merupakan bangunan yang masih dibangun. Pembangunannya sudah berjalan salaam 9-10 bulan terakhir.
Pada hari kejadian, baru saja dilakukan pengecoran terakhir di lantai 4. Pengecoran tersebut dilakukan pada pagi hari. Sementara kejadian terjadi pada pukul 15.00 WIB saat menggelar salat Asar berjamaah.
"Ini pengecoran yang terakhir saja. Itu jebol. Ya hanya itu," ujar Mujib.
Menurut pemberitaan detikJatim, jumlah santri yang terjebak di bawah reruntuhan diperkirakan hingga lebih dari 140 orang. Pihak ponpes memperkirakan dari daftar absen siswa.
Berdasarkan perkembangan evakuasi sementara pada Selasa (30/9/2025) pukul 19.00 WIB, sudah ada 100 orang dievakuasi. 26 orang masih menjalani perawatan inap, 70 orang telah diperbolehkan pulang, tiga orang dilaporkan meninggal dunia, serta ada satu pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto.
Lalu, berdasarkan data absensi santri, 91 orang diduga masih tertimbun di lokasi tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari upaya evakuasi akan tetap secara manual atas pertimbangan kondisi bangunan yang bisa saja ambruk kembali.
Artikel ini telah tayang di detikJatim
(aqi/aqi)