Berdasarkan Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (Sikasep) ada 111.258 data calon debitur yang belum diproses oleh bank lebih dari 6 bulan. Komisioner BP Tapera Haru Pudyo Nugroho mengatakan data tersebut terhitung sejak BP Tapera berdiri hingga Agustus 2025.
"Dua bulan lalu, kita sudah forward ke OJK bahwa ada 111.258 data calon debitur yang belum diproses oleh bank dari 2022 sampai dengan Agustus 2025. Dan ini belum diproses oleh bank di atas 6 bulan," kata Heru seusai acara Konferensi Pers Pre-Event 'Rencana Pelaksanaan Akad Massal 25 ribu Unit Rumah Bersama RI-1', di Wisma Mandiri II, Jakarta Pusat, pada Jumat (26/9/2025).
Hal ini tidak wajar karena seharusnya pengajuan KPR subsidi yang sering disebut Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga akad hanya membutuhkan waktu sekitar 59 hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya penyebab ada penumpukan pengajuan yang tidak diproses tersebut dikarenakan pada saat itu kuota FLPP sudah habis. Kejadian banyak ditemukan pada periode 2022-2024 di saat kuota FLPP masih terbatas hanya berkisar 200.000-220.000 unit saja per tahun.
"Karena berdasarkan profiling sementara yang kita terima infonya itu mengapa tidak bisa diproses bank, ternyata karena pada tahun 2022-2024 itu kuotanya terbatas," jelasnya.
Pihaknya telah melaporkan hal ini kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk ditinjau kembali. BP Tapera telah memberikan data yang sudah dihimpun sesuai nama, alamat, dan bank yang dituju. OJK kemudian melakukan pengecekan dengan sistem bank on bank.
"Nah ini kemudian kita forward lagi ke temen-temen perbankan dan OJK supaya dilakukan checking peminatan (KPR FLPP). Kami juga proaktif nih, melakukan penguatan secara komunikasi, dari marketing kita hubungi lagi, masih minat nggak bahkan kita pandu untuk diproses ke banknya dan lain sebagainya," ungkapnya.
Saat ini masalah pengajuan FLPP tertahan karena kuota habis kemungkinan dapat diatasi karena hingga akhir tahun, pemerintah telah menyiapkan 350.000 kuota FLPP yang bisa diserap oleh masyarakat.
Namun, masih ada tantangan lain mengenai bank ability, yakni pengajuan FLPP yang ditolak oleh perbankan karena calon debitur dinilai tidak mampu mengambil KPR.
Ada pun, menurut data yang dikumpulkan dari Sikasep, penyaluran FLPP sudah mencapai 182.657 unit sampai Kamis (25/9/2025), naik 24,23 persen dari bulan yang sama di 2024.
"Yang masih proses ini ada 78.658. Kalau ini 78.658 semuanya lolos, itu berarti realisasinya bisa ke up sampai 256. Jadi, kalau dari sisi peminatan masih positif, itu kenapa kita tetap optimis bahwa realisasi 350 ribu itu tetap ada kesempatan, meski tersisa 4 bulan. Walaupun tantangan utamanya ini bank ability debitur. Karena terjerat konsumtif pinjol, belanja online, paylater itu masih menjadi tantangan utama," ujarnya.
(aqi/aqi)