Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berencana akan melakukan renovasi rumah. Langkah ini dilakukan untuk mendukung Program 3 Juta Rumah dari Presiden Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Thomas Djusman mengatakan program renovasi rumah merupakan bagian dari program Gotong Royong dan CSR (Corporate Social Responsibility). Program ini akan bersinergi dengan Kadin Indonesia, Kadin Provinsi, dan Kadin di daerah-daerah untuk menyukseskan program tersebut.
Lewat program Gotong Royong ini, Kadin juga bekerja sama dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) untuk mewujudkan renovasi rumah. Rencananya, Kadin akan merenovasi sebanyak 500 unit rumah di tujuh provinsi pada tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sesuai dengan arahan Bapak Ketum, untuk tahun pertama ini kita renovasi 500 rumah dulu, dan 500 rumah ini ada di tujuh provinsi," kata Thomas dalam pemaparan di acara Pertemuan & Simposium Gotong Royong Perumahan Warisan Bangsa di Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (16/9/2025) malam.
Thomas tidak menjelaskan secara rinci tujuh provinsi di Indonesia yang akan mendapatkan program renovasi rumah. Meski begitu, ia menyebut ada 200 rumah di Jakarta yang direnovasi, tepatnya sebanyak 51 rumah berlokasi di Jakarta Pusat.
Lalu, sebanyak 50 unit rumah di Jawa Barat akan direnovasi oleh Kadin Indonesia. Sedangkan di Banten ada 100 unit rumah yang diperbaiki agar layak huni.
Dari 500 unit rumah yang akan direnovasi, sudah ada 100 unit rumah yang sudah selesai direnovasi sampai September 2025. Thomas juga tidak merinci di mana saja rumah yang sudah diperbaiki, tapi sebagian ada di Banten dan NTT.
"Saya sampaikan sedikit bahwa dari program 500 renovasi rumah ini, kita sudah selesaikan 100 rumah, termasuk di Banten tinggal 8, di NTT ada 6, kemudian di Aceh itu 25 (unit) sedang berporses," ujarnya.
Selama program renovasi rumah berlangsung, Thomas mengaku menemukan sejumlah kesulitan. Salah satunya proses pendataan rumah yang perlu direnovasi karena harus memasukkan data secara update. Lalu, diperlukan verifikasi data penerima secara teliti agar program ini bisa tepat sasaran.
"Di lapangan ini banyak sekali yang membutuhkan (renovasi rumah). Jadi memang kita harus berseleksi dengan data dan berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan, sehingga data yang memang masuk di kita itu betul-betul yang memang penerima manfaat," jelas Thomas.
Selain itu, jumlah unit rumah yang direnovasi dapat berbeda-beda di setiap daerah. Lalu, ditemukan juga sejumlah penerima manfaat yang ternyata tidak memiliki tanah sendiri, sehingga tidak punya sertifikat tanah.
Meski begitu, Thomas tetap optimis program Gotong Royong dari Kadin untuk merenovasi 500 rumah di 2025 bisa terlaksana dengan lancar.
"Kita agak fleksibel dan bisa beradaptasi, sehingga program ini diharapkan bisa lebih luas lagi dan menyasar sesuai ke penerima manfaatnya," pungkas Thomas.
(ilf/zlf)











































