Demonstrasi besar-besaran di Nepal turut merusak sejumlah bangunan. Banyak massa yang membakar fasilitas umum dan kendaraan di sudut kota. Bahkan, gedung parlemen hingga rumah para menteri juga ikut dibakar.
Dilansir BBC, demo yang terjadi sejak Senin (8/9/2025) itu telah menghanguskan banyak bangunan. Hal ini buntut dari kemarahan warga atas kebijakan pemerintah yang memblokir akses media sosial, seperti Facebook, Instagram, X, dan YouTube.
Melihat respons masyarakat yang luar biasa, pemblokiran akses media sosial kemudian dicabut oleh pemerintah Nepal pada Senin malam waktu setempat. Namun, unjuk rasa tidak mereda dan justru semakin ricuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa yang marah kemudian membakar gedung pemerintahan dan sejumlah rumah pejabat pada Selasa (9/9/2025). Salah satu target utama demonstran adalah membakar rumah Perdana Menteri (PM) Nepal KP Sharma Oli.
Dalam video yang beredar di media sosial, tampak rumah Sharma Oli didatangi banyak demonstran dan dibakar. Rumah yang terdiri dari dua lantai itu lenyap tak tersisa. Asap hitam juga terlihat tinggi menjulang dari kejauhan.
Selain itu, kompleks pemerintahan Singha Durbar yang mencakup gedung parlemen dan kementerian-kementerian utama Nepal juga hangus dibakar massa. Dalam foto yang beredar di media sosial, terlihat kepulan asap hitam menjulang tinggi dari gedung DPR Nepal.
![]() |
Situasi yang semakin memanas membuat sejumlah menteri dievakuasi menggunakan helikopter militer dari kediaman pribadinya. Mereka dipindahkan ke tempat yang lebih aman agar tidak menjadi sasaran amuk demonstran.
Massa yang terus berontak kemudian membakar rumah mantan PM Nepal Jhalanath Khanal di kawasan Dallu, Kathmandu. Sayangnya, kejadian tersebut telah merenggut nyawa sang istri, Rajyalaxmi Chitrakar
Dikutip NDTV, Chitrakar diketahui berada di dalam rumah ketika tempat tinggalnya dibakar para demonstran. Nahas, Chitrakar terjebak di dalam rumah dan tak bisa melarikan diri sehingga ikut terbakar.
Menurut pihak keluarga, Chitrakar berhasil dievakuasi dari rumahnya namun dalam kondisi luka bakar parah. Ia dilarikan ke Rumah sakit Khusus Luka Bakar Kiritipur. Namun ia meninggal dunia saat menjalani perawatan medis.
Tidak hanya menyasar rumah pejabat dan gedung parlemen, para demonstran juga membakar kantor pusat Kantipur Media Group yang menaungi media-media terkemuka di Nepal, seperti Kantipur Television, Radio Kantipur, dan The Kathmandu Post.
Menurut laporan The Economic Times, para pengunjuk rasa memaksa seluruh karyawan untuk segera keluar dari dalam gedung. Terlihat jelas bagian atas gedung Kantipur hangus dibakar dan asap hitam menjulang tinggi. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Demonstrasi yang mencekam di Nepal telah menewaskan sedikitnya 22 orang. Pasca insiden tersebut, PM Sharma Oli memutuskan untuk mundur dari jabatannya pada Selasa waktu setempat.
Para demonstran tidak hanya memprotes soal platform media sosial yang diblokir, tapi juga tidak puas terhadap kinerja pemerintah. Khususnya para pemuda yang marah karena anak-anak pejabat, disebut 'anak nepo', tampak menikmati gaya hidup mewah dan berbagai keuntungan. Sedangkan banyak anak muda di Nepal yang sulit mencari pekerjaan.
(ilf/ilf)