Membeli rumah seken bisa menjadi opsi untuk memiliki hunian. Rumah seken kerap dipilih karena biasanya memiliki harga yang lebih murah ketimbang rumah primer atau rumah baru.
Salah satu daerah dengan jumlah pasokan rumah seken yang melimpah adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sumatera Utara, serta Jawa Tengah. Hal ini ternyata bukan tanpa alasan.
CEO & Founder Pinhome Dayu Dara Permata mengatakan penyebab banyaknya pasokan rumah seken bisa jadi karena pemilik rumah ingin segera mendapatkan uang, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sedang tak menentu seperti saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin banyak dari mereka membeli properti sudah lama, sudah melihat ada kenaikan harga yang sedikit, jadi mereka ingin bisa mendapatkan hasil dari proyek-proyek investasinya di masa beberapa tahun lalu," ujarnya dalam acara talkshow "Tren Properti Pendukung Gaya Hidup Urban: Koperasi Flat & Lifestyle Arena" di WeWork Sinarmas Land Plaza Sudirman, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Selain itu, bisa juga karena pemilik rumah ingin memiliki hunian yang lebih besar seiring dengan bertambahnya jumlah keluarga.
Sebagai informasi, dikutip dari laporan Indonesia Residential Market Report 2025 H1 yang dikeluarkan oleh Pinhome, pertumbuhan pasokan rumah seken di DIY mencapai 43 persen dibandingkan pada semester lalu. Lalu disusul oleh Sumatera Utara sebesar 30 persen, Jawa Tengah sebesar 28 persen, DKI Jakarta sebesar 26 persen, Banten sebesar 26 persen, Jawa Barat sebesar 24 persen, Jawa Timur sebesar 23 persen, dan Bali sebesar 22 persen.
Di DIY, pasokan rumah seken didominasi berukuran besar yaitu tipe >= 201 dengan lonjakan sebesar 39 persen di Kota Yogyakarta dan 35 persen di Kabupaten Bantul. Membeli rumah seken berukuran besar di sini bukan sekadar transaksi properti, melainkan sebuah investasi pada gaya hidup dan kepastian, untuk mendapatkan ketenangan lingkungan sekaligus warisan kemapanan dengan akses mudah menuju jantung pendidikan dan kesehatan.
Selain itu, pasokan rumah tipe 121-200 juga terjadi di luar Pulau Jawa, seperti di Medan (34 persen), Palembang (33 persen), dan Makassar (31 persen). Sementara itu, di Jabodetabek, wilayah Jakarta Timur dan Bekasi menjadi wilayah dengan pertumbuhan pasokan rumah seken yang cukup banyak.
Di Jakarta Timur, inventori rumah seken tipe 55-120 menunjukkan pertumbuhan tertinggi sebesar 37 persen, sebuah cerminan dari ketersediaan hunian di tengah keterbatasan lahan. Kota Bekasi juga tak kalah menarik dengan pertumbuhan total inventori sebesar 32 persen untuk tipe yang sama. Pilihan ini sangat beralasan, mengingat kedua area itu terus ditopang oleh pengembangan infrastruktur transportasi massal seperti LRT dan jalan tol, yang secara signifikan mempermudah akses menuju area perkantoran.
Dara menambahkan, naiknya pasokan rumah seken ini memiliki kecenderungan untuk membuat harga turun. Hal ini bisa membuat masyarakat berpikir untuk segera membeli properti atau menyewanya.
"Keduanya (beli dan sewa) berlaku karena ketika opsi semakin banyak, maka ada pressure harga atau tekanan harga sehingga harga jadi harus sangat kompetitif," tuturnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/zlf)