Ngeri! Deretan 'Rumah Bunuh Diri' di Tepi Jurang, Geser Dikit Goodbye

Ngeri! Deretan 'Rumah Bunuh Diri' di Tepi Jurang, Geser Dikit Goodbye

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Sabtu, 16 Agu 2025 09:00 WIB
Dried llama fetuses are displayed for sale as part of the offerings made in houses, locally known as suicide homes, dwellings built on the edge of an earth cliff and often serving as workplaces for Aymara shamans, in El Alto, Bolivia December 4, 2024. REUTERS/Claudia Morales
Rumah Tepi Jurang di Bolivia Foto: REUTERS/Claudia Morales
Jakarta -

Sederet rumah beratap warna warni menjadi pemandangan unik di El Alto, Bolivia. Bukan karena atapnya, melainkan lokasi rumah di tepi jurang yang bikin ngeri.

Dilansir dari Reuters, deretan rumah itu berada hanya beberapa inci dari jurang terjal. Bangunan rumah tampak rapuh dan bisa runtuh kapan saja.

Warga sampai menjuluki bangunan itu 'rumah bunuh diri' karena tingginya risiko yang dihadapi penghuninya. Para ahli dan pejabat kota pun mengatakan tebing itu terkikis sehingga membuat rumah-rumah itu menjadi lebih berbahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dried llama fetuses are displayed for sale as part of the offerings made in houses, locally known as 'suicide homes,' dwellings built on the edge of an earth cliff and often serving as workplaces for Aymara shamans, in El Alto, Bolivia December 4, 2024. REUTERS/Claudia MoralesDried llama fetuses are displayed for sale as part of the offerings made in houses, locally known as 'suicide homes,' dwellings built on the edge of an earth cliff and often serving as workplaces for Aymara shamans, in El Alto, Bolivia December 4, 2024. REUTERS/Claudia Morales Foto: REUTERS/Claudia Morales

"Jurang di lembah ini 90 derajat," kata Gabriel Pari, sekretaris kota bidang air, sanitasi, pengelolaan lingkungan, dan risiko, dikutip dari Reuters (15/8/2025).

Rumah tersebut merupakan tempat para dukun Aymara atau yatiri bekerja. Mereka memberikan persembahan kepada Pachamama atau Ibu Pertiwi di tempat itu. Namun, hujan lebat dan pemanasan global semakin menggerogoti fondasi bangunan.

ADVERTISEMENT

"Itulah sebabnya kami ingin mereka meninggalkan tempat ini. Jika mereka tidak mau pergi, kami akan menggunakan kekerasan," ujarnya.

Akan tetapi, para dukun tetap bertahan. Mereka enggan meninggalkan rumah meski sebelum tanahnya runtuh sepenuhnya.

"Kami tidak akan pindah dari tempat ini karena ini adalah tempat kerja kami sehari-hari," kata Manuel Mamani yang seorang yatiri.

Para penghuni akan menjaga tanah di tepi jurang itu agar tidak runtuh. Caranya dengan mengalihkan aliran air hujan ke arah lain.

Sementara itu, yatiri lain bernama Gabriel Lopez Chiva meyakini Pachamama akan melindunginya. Sebab, para yatiri membutuhkan upacara persembahan.

"Kita bisa melakukan upacara persembahan, kita melakukannya sebagai pembayaran, dan dengan cara ini tanah tidak akan pernah pindah karena Pachamama membutuhkan persembahan. Ini seperti memberi makanan dan dengan cara ini tempat ini tidak akan bergeser. Sebaliknya, tempat ini akan stabil," katanya.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(dhw/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads