Meskipun memiliki pemandangan yang menakjubkan, Hotel del Salto terkenal angker karena dulunya sering dijadikan tempat bunuh diri bagi penduduk asli. Maka, tak heran jika Hotel del Salto memiliki arti 'hotel lompatan'.
Dilansir dari situs allthatsinteresting, sebelum dibangunnya Hotel del Salto, tebing pinggir jurang yang bernama Tebing Cundinamarca itu menjadi lokasi bunuh diri bagi masyarakat Suku Muiska.
Sekitar tahun 1500-an, Pasukan Spanyol menyerang Amerika Selatan termasuk Kolombia. Suku Muiska pun melarikan diri dan menghindari penangkapan dengan lompat ke Air Terjun Tequendama di Sungai Bogota yang dianggap sebagai tempat suci. Oleh karena itu, Air Terjun Tequendama memiliki arti 'dia yang menjatuhkan air terjun ke bawah' dalam bahasa asli Chibcha, bahasa Suku Muiska.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip dari situs USA Today, legenda dari cerita tersebut adalah Suku Muiska meyakini bahwa merekea memilih lompat ke air terjun daripada menyerah karena dapat mengubah mereka menjadi burung kondor yang terbang menuju kebebasan.
Kemudian, pada tahun 1923, Hotel del Salto mulai dibangun pada masa kepresidenan Pedro Nel Ospina. Pada awalnya, bangunan megah ini merupakan rumah besar tempat tinggal arsitek Carlos Arturo Tapias.
Kemudian, Hotel del Salto dibuka untuk umum pada tahun 1928 sebagai hotel untuk melayani kaum elit Kolombia yang berkunjung ke Air Terjun Tequendama. Selain itu, juga sering jadi tempat diselenggarakannya banyak pesta mewah.
Sebab menjadi tempat bagi kalangan elit, maka arsitekturnya pun sangat mewah. Memiliki jendela-jendela tinggi dengan desain bangunan ala Prancis yang mencerminkan estetika penuh kegembiraan pada tahun 1920-an.
Akan tetapi, karena dulunya merupakan tempat bunuh diri sehingga menjadi tempat angker, pengunjung hotel mengaku melihat penampakan di dalam dan di luar hotel. Penampakan tersebut juga diiringi oleh suara pelan dalam bahasa asing yang diduga adalah roh Suku Muiska.
Cerita lain mengatakan bahwa ada energi gelap dari air terjun yang pernah mendorong tamu hotel untuk membunuh sosialita muda yang cantik di salah satu kamar. Akibatnya, terdapat darah bercecer di dinding. Cerita-cerita tersebut termasuk teriakan keras dari dalam hotel pada malam hari memperkuat kepercayaan bahwa Hotel del Salto merupakan tempat yang berhantu.
Terlepas dari suasana kengeriannya, para tamu Hotel del Salto juga kerap terlibat penyelidikan dengan polisi atas kematian orang-orang di air terjun. Hal ini yang juga merusak reputasi hotel.
Kemudian, pada tahun 1930-an, bisnis hotel merosot karena depresi besar. Lalu, pada tahun 1950-an sempat ada rencana mengubah hotel menjadi objek wisata setinggi 18 lantai. Namun, hal ini gagal karena fondasi aslinya terlalu rusak disebabkan pencemaran Sungai Bogota.
Bangunan ini pun mulai ditinggalkan sejak tahun 1990-an sebab minat hotel menurun drastis dan hotel ditutup selamanya. Sejak saat itu, Hotel del Salto dijadikan tempat berburu hantu.
Lebih lanjut lagi, pada tahun 2011, Institut Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Nasional Kolombia bekerja sama dengan Yayasan Pertanian Ekologi Porvenir mengadakan upaya restorasi hotel yang bertujuan membangun pusat budaya.
(das/das)