Miris! Penjualan Apartemen Merosot Tajam Meski Banyak Diskon

Miris! Penjualan Apartemen Merosot Tajam Meski Banyak Diskon

ilham fikriansyah - detikProperti
Kamis, 14 Agu 2025 08:45 WIB
Beragam Pilihan Makanan di Sekitar Kompleks Apartemen
Ilustrasi apartemen. Foto: Getty Images
Jakarta -

Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyebut penjualan unit apartemen di Jakarta selama beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan tajam. Walau pengembang telah memberikan sejumlah diskon menarik, tapi ternyata belum mampu mendongkrak angka penjualan.

Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim mengatakan penjualan unit apartemen di Jakarta terus merosot dalam 10 tahun terakhir. Hal ini membuat sejumlah pengembang harus putar otak agar unitnya laku terjual, salah satunya dengan menyediakan diskon besar-besaran.

Meski ada banyak tawaran diskon, tapi ternyata belum mampu menaikkan angka penjualan. Ditambah lagi dengan adanya pandemi COVID-19 yang membuat penjualan unit apartemen merosot tajam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang sebetulnya sudah dari tahun 2015 terjadi penurunan. Di 2015 sudah mulai turun, kemudian turun lagi ke 2020. Nah, di 2020 itu kurang lebih penjualannya hanya 1.000 unit per tahun," kata Yunus dalam JLL Jakarta Property Market 2Q 2025 di SCBD, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Yunus mengungkapkan angka penjualan unit apartemen awalnya bisa menyentuh angka 20.000 unit per tahun pada 2013-2014. Namun setelah itu, angka penjualan menurun drastis dari tahun ke tahun. Bahkan di semester I 2025 tercatat hanya ada sekitar 150 unit apartemen yang terjual di Jakarta.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Yunus menyebut aktifitas pasar properti di sektor apartemen di Jakarta terpantau cukup flat dari sisi sales rate. Untuk angka penjualannya kurang lebih stagnan di antara 58-60%.

"Artinya adalah memang jumlah apartemen yang diluncurkan sangat terbatas mengingat juga respons dari pasar atau pembeli juga masih sangat terbatas," ujarnya.

Menurutnya, sektor apartemen lebih banyak didominasi oleh pembeli yang ingin berinvestasi dengan cara menyewakan unitnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, khususnya setelah pandemi COVID-19, sudah mulai banyak end user yang membeli unit apartemen.

Yunus menilai pengembang apartemen masih menggunakan pendekatan wait and see, khususnya dengan kondisi ekonomi yang sedang tidak stabil saat ini. Hal ini turut berdampak dari tidak adanya unit apartemen baru yang diluncurkan selama kuartal II 2025.

"Dari sisi peluncuran produk baru kita belum melihat di triwulan ini, bahkan di dua kuartal terakhir, tetapi mungkin diperkirakan dalam dua triwulan ke depan akan ada peluncuran produk baru meskipun terbatas," papar Yunus.

Untuk mengatasi pasar properti di sektor apartemen yang melambat, Yunus menyarankan kepada pengembang agar tidak fokus dalam memberikan diskon besar saja, tapi juga memperhatikan hal-hal lain seperti memilih lokasi apartemen yang potensial dan strategis.

"Pengembang bisa memiliki lokasi yang potensial dan mengetahui siapa saja target market merekanya, sehingga masih punya kepercayaan untuk membangun atau meluncurkan produk baru mereka," pungkasnya.

(ilf/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads