Para perempuan yang berprofesi sebagai pengembang dari beberapa kota berkumpul di Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) pada Jumat (8/8/2025). Dalam pertemuan tersebut pengembang yang semuanya perempuan tersebut memberikan kabar terbaru dari masing-masing pembangunan perumahan milik mereka.
Menteri PKP Maruarar Sirait menanyakan jenis perumahan yang dibangun komersial atau subsidi, jumlah rumah yang sudah dibangun, dan soal aturan pajak seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Persetujuan Bangunan dan Gedung (PBG) di masing-masing daerah.
Perempuan Pengembang yang hadir menyampaikan berasal dari berbagai asosiasi pengembang perumahan di Indonesia. Mereka memiliki beberapa proyek yang sudah dibangun dan tengah berjalan. Beberapa perumahan tersebut berada di Cileungsi, Bekasi, Sulawesi Selatan, Solo, Bandung, Palembang, Lombok, Jawa Tengah, Bali, dan Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah yang telah mereka bangun rata-ratanya jumlahnya mencapai ratusan hingga ribuan rumah. Semuanya membangun rumah subsidi dan beberapa ada yang membangun rumah komersial.
Semuanya kompak menjawab PPN di daerah mereka sudah gratis 100 persen. Sementara, untuk kebijakan lain seperti BPHTB ada yang sudah gratis, belum gratis, dan ada yang gratis dengan syarat.
Ara menyatakan pihaknya siap menerima saran, masukan, serta kritikan terkait pelaksanaan Program 3 Juta Rumah. Selain itu, Ara juga terbuka mendengar curhatan pengembang jika menemui hambatan ketika melaksanakan pembangunan perumahan di daerah.
"Sampaikan pada kami apabila ada pengaduan terkait program dan kebijakan yang belum terlaksana. Kami akan segera di tindak lanjuti tapi mesti jelas apa dan siapa yang mengadukannya," kata Ara seperti yang dikutip dalam keterangan tertulis, pada Senin (11/8/2025).
Salah seorang pengembang ada yang menyampaikan jika perumahan di wilayahnya membutuhkan bantuan pembangunan infrastruktur seperti perbaikan jalan yang rusak.
"Banyak lokasi rumah subsidi di pinggiran kota tapi akses jalannya rusak. Kalau bisa Pak Menteri juga bisa menindaklanjutinya atau meminta Pemda untuk memperbaiki jalan. Jadi program rumah subsidi Presiden Prabowo Subianto berjalan maksimal dan benar-benar dirasakan masyarakat," ujarnya.
Di akhir, Ara menyampaikan dukungannya terhadap pengembang perempuan dan mengapresiasi kinerja mereka yang telah membangun rumah, terutama rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Terimakasih atas dukungan para "Srikandi Perumahan" yakni perempuan pengembang yang tetap semangat dan gotong royong membangun rumah untuk rakyat menyukseskan Program 3 Juta Rumah Presiden Prabowo Subianto," tutur Ara.
(aqi/das)