Survei BI Ungkap Penjualan Rumah Merosot, Ini Biang Keroknya

Survei BI Ungkap Penjualan Rumah Merosot, Ini Biang Keroknya

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Kamis, 07 Agu 2025 06:45 WIB
Ilustrasi rumah subsidi ramah lingkungan
Ilustrasi rumah. Foto: Dok. Kementerian PKP
Jakarta -

Penjualan rumah primer pada triwulan II 2025 mengalami penurunan sebesar 3,80 persen (yoy), setelah tumbuh sebesar 0,73 persen (yoy) pada triwulan I 2025. Penurunan ini terjadi pada semua tipe rumah.

Penjualan rumah tipe kecil hanya tumbuh 6,70 persen (yoy), melambat 23,75 persen dari triwulan I 2025. Penjualan rumah tipe besar melandai sebesar 14,95 persen (yoy) atau turun dari kuartal sebelumnya sebesar 14,95 persen. Sementara itu, penjualan tipe menengah mengalami hal yang sama dengan tipe besar sekitar 17,69 persen (yoy) dari yang sebelumnya sebesar 35,76 persen (yoy).

Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia, penyebab penjualan rumah primer menurun di triwulan II 2025 disebabkan oleh kenaikan harga bahan bangunan, masalah perizinan atau birokrasinya, naiknya suku bunga KPR, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR, hingga masalah perpajakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, harga rumah primer justru mengalami kenaikan, meski Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan II 2025 lebih rendah 1,07 persen (yoy) dibandingkan dengan pada triwulan I 2025.

ADVERTISEMENT

Menurut survei BI, kenaikan harga ini terjadi di semua segmen, dipimpin rumah tipe menengah yang mengalami kenaikan 1,25 persen (yoy). Sementara di posisi kedua dan ketiga ada tipe rumah kecil dan besar yang masing-masing tumbuh 1,04 persen (yoy) dan 0,70 persen (yoy).

Dalam laporan tersebut, BI melakukan survei pada 18 kota yang ada di Indonesia. Hasilnya, sebanyak 14 kota justru mengalami perlambatan IHPR secara tahunan, 3 kota mengalami peningkatan, dan 1 kota stabil.

Perlambatan terbesar terjadi di Kota Pekanbaru dan Surabaya. Masing-masing IHPR turun menjadi 1,67 persen (yoy) dan 0,44 persen (yoy) dari yang sebelumnya 2,68 persen (yoy) dan 1,05 persen (yoy).

Sementara kota yang mengalami pertumbuhan harga rumah, di posisi pertama ada Kota Banjarmasin dari 2,18 (yoy) menjadi 2,25 persen (yoy). Kedua, ada Semarang dari 0,85 persen (yoy) menjadi 0,96 persen (yoy). Posisi ketiga, ada Makassar dari 0,02 persen (yoy) menjadi 0,17 persen (yoy). Kota yang stabil adalah Yogyakarta yang tetap di 0,84 persen.

Sementara itu, dari sisi pembiayaan, pengembang masih mengandalkan pendanaan dari dana internal pengembang, dengan persentase 78,36 persen. Sumber pendanaan lain yang dipakai pengembang adalah perbankan dan pembayaran dari konsumen.

Pembiayaan yang banyak diambil oleh konsumen adalah dari KPR sekitar 73,6 persen. Ada juga yang langsung membayar tunai secara bertahap dan tunai penuh, meski persentasenya tidak sekuat pembiayaan dari KPR.

(aqi/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads