Tahapan membersihkan lantai yang biasa dilakukan adalah dengan menyapu dan mengepel lantai. Lalu, alat yang biasa dipakai untuk membersihkan lantai adalah sapu dan pel lantai. Biasanya kita mengepel lantai menggunakan cairan pembersih lantai.
Namun, pernah nggak mendengar kotoran sapi dipakai sebagai alat membersihkan lantai rumah? Ternyata ada lho yang memanfaatkan kotoran sapi untuk membersihkan debu di rumah, bahkan hal ini menjadi tradisi yang masih diwariskan hingga saat ini.
Tradisi tersebut berasal dari beberapa desa di Indonesia Timur. Salah satu desa yang masih menerapkan tradisi ini berada di Desa Sade, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Warga sekitar menyebutnya sebagai Belulut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim detikcom yang berkesempatan langsung datang dan mencoba Belulut ini mengatakan kotoran sapi tersebut sama sekali tidak bau.
"Ini tahi sapi yang sudah dikumpulkan, teksturnya sendiri memang seperti rumput dan tidak berbau juga," ujar Ori Salfian seperti yang dikutip dari tayangan 20detik, pada Selasa (5/8/2025).
Cara menggunakan kotoran sapi tersebut adalah dengan mengambil kotoran secukupnya. Kemudian diletakkan di atas lantai rumah dan diberikan sedikit air ke atasnya. Gosok kotoran tersebut hingga menempel pada lantai. Dalam proses mengepel lantai menggunakan kotoran sapi ini, warga setempat tidak menggunakan sarung tangan atau sikat.
Kotoran sapi tersebut langsung terurai seperti tanah yang lembek ketika ditambahkan air. Warna kotorannya mirip dengan kotoran sapi pada umumnya yakni hijau kecoklatan.
Menurut warga Desa Sade, Anggi, alasan kotoran sapi tersebut tidak berbau karena pengolahan kotoran sapi tidak sembarangan. Mereka mengolah kotoran sapi tersebut dengan dipanaskan di dalam rice cooker terlebih dahulu sebelum digunakan. Untuk makanan sapi sendiri adalah rumput biasa sehingga tidak berbau.
"Nggak berbau karena baru keluar dari rice cooker. Makanannya rumput," ujarnya.
Warga Desa Sade mengepel lantai menggunakan kotoran sapi tidak setiap hari, melainkan 2 minggu sekali. Lantai yang dipakai di rumah tersebut tidak tertutup dengan keramik seperti rumah di kota-kota. Lantainya hanya berupa acian semen yang halus dan berwarna abu-abu.
Fungsi dari kotoran sapi tersebut adalah membersihkan kotoran seperti yang sering menempel di lantai, mencegah retak pada lantai, dan memperkuat permukaan lantai.
"Biar nggak berdebu, biar kuat tanahnya, biar nggak ada retak-retak lagi tanahnya. Biar kalau ada retaknya dipel lagi dan digosok pakai batu," ungkapnya.
Tradisi ini juga ditemukan di desa lain. Berdasarkan catatan detikcom, tradisi mengepel lantai menggunakan kotoran sapi juga dilakukan di Desa Beleq, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Kotoran yang dipakai di Desa Beleq juga tidak berbau. Menurut pemandu lokal Abdul Rozak dikutip dari detikTravel, kotoran sapi telah dicampurkan dengan kayu bakar, tanah, dan air. Lalu kotoran yang digunakan adalah kotoran yang dikeluarkan pada pagi hari.
(aqi/zlf)