Rumah tapak di Jabodetabek kembali mendapatkan pasokan baru. Paruh pertama tahun 2025, tercatat ada 6.429 unit rumah baru yang diluncurkan di wilayah Jabodetabek dan Karawang.
Menurut laporan dari Cushman & Wakefield yang berjudul Marketbeat Greater Jakarta Landed Residential H1 2025 disebutkan bahwa Tangerang menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang 52 persen atau lebih dari 3.000 unit dari total pasukan unit baru. Hal ini didorong oleh pengembangan dari kawasan kota mandiri utama seperti Alam Sutera 2, Summarecon Tangerang, dan CitraGarden Bintaro, yang secara aktif meluncurkan tahap-tahap baru.
Selanjutnya ada Bekasi dengan kontribusi 28 persen serta Bogor-Depok sebesar 18 persen. Sementara untuk Jakarta hanya menyumbang 2 persen pasokan unit baru yang kemungkinan besar disebabkan karena keterbatasan lahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat berdasarkan segmen, hampir merata dari segmen menengah ke bawah hingga kelas atas. Kelas menengah bawah (rumah harga Rp 700 juta-Rp 1 miliar) masih mendominasi dengan porsi 27 persen. Selanjutnya ada segmen menengah sebesar 23 persen, menengah atas sebesar 22 persen, dan segmen atas sebesar 20 persen.
"Hal ini mencerminkan keyakinan para terhadap pasar hunian, baik di segmen terjangkau maupun segmen menengah ke atas," tulis laporan tersebut, dikutip Senin (4/8/2025).
Lebih lanjut, permintaan hunian mengalami penurunan 47 persen dibandingkan pada semester sebelumnya. Adapun, rata-rata serapan bulanan per kawasan tercatat sebesar 12,8 unit, mencerminkan penurunan sebesar 5,6% year-on-year (YoY) dan penurunan signifikan sebesar 51,3 persen dibandingkan semester sebelumnya.
Hal itu terjadi karena jumlah peluncuran proyek baru yang lebih sedikit, di mana para pengembang umumnya meluncurkan lebih banyak unit pada pertengahan hingga akhir tahun.
Nilai serapan rata-rata bulanan per kawasan mencapai Rp 29,8 miliar, turun 11% dibandingkan tahun lalu, yang mengindikasikan meningkatnya minat pasar terhadap produk hunian yang lebih terjangkau. Tangerang mencatat tingkat serapan rata-rata per kawasan tertinggi, yaitu sebesar 19,5 unit per bulan, diikuti oleh wilayah Bogor-Depok sebesar 9,3 unit per bulan.
Walau demikian, pasokan hunian tapak diproyeksikan tetap relatif stabil hingga akhir 2025. Para pengembang diperkirakan akan lebih memfokuskan diri pada segmen menengah bawah, yang dinilai menjanjikan, didukung oleh meningkatnya daya beli, kuatnya permintaan rumah pertama, dan inisiatif pemerintah yang terus berjalan.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/das)