Pemerintah resmi menambah kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk rumah subsidi menjadi 350 ribu unit. Sebelumnya, pemerintah telah menyediakan kuota FLPP untuk 220 ribu unit pada awal tahun.
Lantas, bagaimana strategi dari pengembang untuk memanfaatkan penambahan kuota FLPP tersebut?
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengatakan adanya penambahan kuota membantu pengembang mendapat kepastian terhadap produksi rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, mengingat waktu yang tersisa untuk menyerap kuota tersebut kurang dari 6 bulan, perlu adanya percepatan pembangunan. Salah satu jurusnya adalah KUR perumahan.
"Paling krusial saat ini adalah percepatan realisasi pembangunan. Percepatan pembangunan tidak terlepas dari sisi pembiayaan, realisasi KUR buat properti merupakan strategi yang sangat jitu dan sangat dinanti," kata Junaidi saat dihubungi detikProperti, Sabtu (26/7/2025).
Meskipun demikian, tetap ada tantangan yang tidak bisa dianggap sepele yakni soal SLIK OJK. Banyak calon konsumen gagal mengajukan KPR subsidi atau FLPP karena terhalang SLIK OJK. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan skema pembiayaan rent to own atau sewa beli.
Dilansir dari catatan detikcom, rent to own adalah kepemilikan rumah ditawarkan dengan sistem sewa untuk membantu konsumen memiliki rumah dalam jangka waktu tertentu. Setelah rumah yang ditempati dirasa cocok, di akhir masa sewa penghuni ditawarkan untuk memiliki rumah dengan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), cash, atau tidak melanjutkan memiliki rumah tersebut.
"Penambahan kuota dari sisi pengembang lebih adanya kepastian produksi rumahnya. Temen-temen tidak ragu-ragu lagi menambah produksi. Cuma masih ada masalah besar terkait sisi demand (permintaan) di mana masih banyaknya tolakkan dari perbankan kaitan SLIK OJK di mana masyarakat yang mengajukan proses sering tertolak," ujarnya.
Di luar strategi dan tantangan ke depannya, Junaidi mengapresiasi pemerintah terhadap kebijakan penambahan kuota FLPP. Apalagi jumlah kuota yang disiapkan disebut paling besar sepanjang program FLPP berjalan.
"Kebijakan ini kami anggap langkah strategis dan sangat penting bagi masyarakat dan industri properti. Kita berharap kebijakan ini juga merangsang masyarakat melakukan percepatan proses transaksi pembelian properti," tuturnya.
Menurutnya adanya penambahan kuota ini dapat meringankan beban masyarakat yang ingin memiliki rumah, tetapi terhalang atau terpuruk karena kondisi ekonomi saat ini.
"Kami sangat optimis kebijakan ini dapat mempunyai daya ungkit ekonomi yang sangat tinggi dan luar biasa," imbuhnya.
(aqi/das)