.webp)
Dalam Colliers Virtual Media Briefing Q2 2025 Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto memaparkan dari total pasokan ritel di Jakarta sebanyak 4,95 juta meter persegi, yang diisi sekitar 73,4 persen sehingga masih ada ruang kosong sekitar 1,316 juta meter persegi atau 131,67 hektare. Sementara itu di kawasan Bodetabek ada 3,27 juta persegi dan tingkat keterisiannya 68,3 persen sehingga masih ada ruang kosong sekitar 1,036 juta meter persegi atau 103,6 hektare.
Adapun untuk tingkat hunian di beberapa kelas ritel untuk tingkat premium dan menengah atas sudah hampir sama seperti sebelum pandemi COVID-19. Ferry mengungkapkan untuk hunian kelas menengah dan menengah ke bawah, terutama kelas menengah ke bawah itu masih sulit untuk mengejar kondisi yang ideal.
"Karena kebanyakan kelas menengah ini tidak begitu in line dengan dinamika pasar yang ada sehingga mereka tidak meningkatkan traffic-nya dengan baik karena traffic yang baik juga menjadi kunci mal menjadi sukses dan dengan begitu mereka bisa menaikkan tarif sewanya," kata Ferry dalam acara tersebut, Rabu (9/7/2025).
Di sisi lain, diperkirakan selama 2025 tingkat keterisian ritel akan meningkat sekitar 2-3 persen di wilayah Jakarta dan Bodetabek.
"Pertumbuhan kita masih moderat. Karena kalau kita lihat pertumbuhan ekonomi kita yang masih moderat, kita juga nggak terlalu bisa agresif untuk proyeksikan tingkat hunian jadi lebih tinggi dari yang sekarang kita proyeksikan," paparnya.
Pasokan ritel di Jakarta dan Bodetabek tersebut tumbuh sekitar 2 persen dibandingkan pada 2024. Meski demikian, hingga akhir 2025 diperkirakan belum ada tambahan mal baru. Ferry menilai selama 2025-2028 beberapa pengembang lebih memilih merenovasi atau meremajakan mal alih-alih membangun baru.
Sektor Makanan Masih Dominasi Retail
Ferry mengungkapkan sektor makanan atau food & beverages (F&B) masih mendominasi ritel. Walau demikian, pemilik mal terus mencari peritel dan merek yang mampu menarik pengunjung.
"Jadi F&B ini masih jadi driver untuk peningkatan hunian mal, beberapa masih berpikir dan antusias buka cabang baru terus kemudian kombinasi antara F&B dan life style tenant juga akan ikut membantu pertumbuhan tingkat okupansi," katanya.
Tarif Sewa
Untuk tarif sewa ritel terpantau masih stabil dan akan terus stabil hingga akhir 2025. Di Jakarta tarif dasar sewanya Rp 564.904 per meter persegi per bulan sementara di kawasan Bodetabek Rp 389.589 per meter persegi per bulan.
Sementara itu untuk biaya pemeliharaan atau service charge ritel di Jakarta Rp 159.444 per meter per bulan dan di Bodetabek Rp 130.482 per meter persegi per bulan.
Walau demikian, tarif sewa diperkirakan akan tumbuh 1-2 persen per tahun. Mal juga akan melakukan penyesuaian seiring dengan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) sehingga biaya operasional diperkirakan akan naik sekitar 3 persen per tahun.
Berikut ini tarif sewa ritel dan biaya pemeliharaan berdasarkan wilayah dan kelasnya.
Tarif Dasar Sewa Ritel
Jakarta
Premium: Rp 1.133.062
Kelas Menengah Atas: Rp 807.267
Kelas Menengah: Rp 388.511
Kelas Menengah Bawah: Rp 260.669
Bodetabek
Kelas Menengah Atas: Rp 561.609
Kelas Menengah: Rp 387.096
Kelas Menengah Bawah: Rp 293.408
Biaya Pemeliharan Ritel
Jakarta
Premium: Rp 240.939
Kelas Menengah Atas: Rp 182.714
Kelas Menengah: Rp 145.600
Kelas Menengah Bawah: Rp 111,849
Bodetabek
Kelas Menengah Atas: Rp 162.215
Kelas Menengah: Rp 136.716
Kelas Menengah Bawah: Rp 97.028
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/das)
