Rumah susun merupakan salah satu tipe hunian yang sering digunakan selain rumah tapak. Keberadaan rumah susun (rusun) di Indonesia sendiri sudah ada sejak beberapa puluh tahun lalu.
Adalah Rumah Susun Tanah Abang yang berada di Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat yang menjadi hunian vertikal pertama di Jakarta dan Indonesia. Hunian ini dibangun oleh Pemerintah DKI Jakarta pada 1980 dan mulai dihuni pada 1981.
Ketua RW 10 Rusun Tanah Abang, Andi Awaludin, sempat menceritakan awal mula pembangunan rusun tersebut kepada detikcom pada Agustus 2024 lalu. Ia mengungkapkan bahwa rusun tersebut diprakarsai oleh Presiden Soeharto bersama Menteri Negara Perumahan Rakyat Cosmas Batubara tahun 1978-1988.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini ada (rusun) tipe Cortina namanya yang dia ngambil contoh di Meksiko waktu saat itu Pak Cosmas Batubara diutus sama Pak Harto untuk meninjau Meksiko untuk menjiplak atau contoh rumah susun yang akan dibangun di Rumah Susun Tanah Abang," ujar Andi kepada detikcom kala itu.
Ia mengungkapkan, lahan yang digunakan untuk rusun tersebut dulunya adalah tanah wakaf yang dimiliki oleh sebuah yayasan. Tanah tersebut berupa pemakaman serta lahan kosong.
"Rusun ini kan sebelum berdiri kan di sini kan ada makam orang Arab sama Melayu sampai belakang gitu. Ada lah tanah kosong sedikit juga di situ buat anak-anak (bermain bola) samping ini," ungkapnya.
Sebelum dilakukan pembangunan, Soeharto tengah mencari tanah untuk membangun rusun. Akhirnya tanah milik yayasan tersebut ditukar guling atau ruislag.
"Saat itu karena Pak Harto nggak ada lahan untuk membangun rusun ini akhirnya. Inilah Yayasan untuk tukar guling dalam hal ini pembangunan yayasan pendidikan sama bangunlah masjid di belakang buat tukar guling ini," jelasnya.
Setelah lebih dari 40 tahun berdiri, rusun ini masih tampak kokoh, asri, dan diramaikan banyak penghuni. Andi menyebutkan Rusun Tanah Abang terdiri dari 32 blok dengan 2 RW dan dihuni oleh 960 kepala keluarga (KK). Setiap blok dihuni oleh 16 KK, dengan 4 KK menempati setiap lantainya.
Sebanyak 60% penghuni rusun merupakan penyewa sementara 40% adalah penghuni lama. Hunian ini awalnya diperuntukkan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga guru.
Namun, belakangan ini sudah banyak pedagang yang perantau yang menyewa atau membeli rusun agar bisa tinggal dekat tempat mereka berdagang di tengah kota.
"Penghuni lamanya itu udah pada kemana-kemana ya jadi rumahnya disewain sama kebanyakan di sini pedagang orang Padang sama Makassar itu yang dagang di Tanah Abang, di Thamrin City kadang ada di Senen kadang ada di Cipulir. Terus tinggalnya di sini karena aksesnya benar-benar di sini kan lebih gampang dan di tengah-tengah kota," ungkapnya.
![]() |
Untuk tarif sewanya cukup beragam tergantung dari kondisi rumahnya. Andi mengatakan, tarif sewanya mulai Rp 25-50 juta-an per tahun.
Setiap unit rusun berukuran kurang lebih 43 meter persegi termasuk toilet, kamar mandi, dan dapur di dalamnya. Sementara untuk ukuran 6 x 6 meter di antaranya terdiri dari 2 kamar tidur dan kamar tamu.
Fasilitas umum yang tersedia untuk warga antara lain lapangan voli, basket, bulutangkis, serta area parkir di bagian depan dan samping rusun.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/das)