Bencana tanah bergerak melanda Kampung Babut Tengah, RT 04/RW 19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat. Sekitar 10 rumah rusak akibat bencana ini dan 35 jiwa kehilangan tempat tinggal.
BPBD Kota Cimahi menyampaikan kondisi 10 rumah tersebut, 4 di antaranya mengalami kerusakan sedang hingga berat. Beberapa rumah ada yang sebagian bangunannya ambruk, dindingnya banyak terlihat retakan, dan beberapa ada yang lantainya terangkat.
"Memang terlihat di sini, bangunan miring, retak besar, lantai terangkat, bahkan ada yang ambruk juga. Kita sudah lakukan kajian cepat juga, dan penanganan selanjutnya akan dikoordinasikan dengan dinas terkait," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fithriandy Kurniawan, seperti yang dikutip dari detikJabar Rabu (9/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fithriandy menyampaikan pergerakan tanah tersebut terjadi tiba-tiba. Namun, warga sudah melihat tanda-tandanya dari retakan pada bangunan dan fondasi bangunan yang amblas.
Kemudian, lokasi rumah warga yang rusak ini berada di lereng yang tinggi. Kondisi tanah yang tak solid dan terkikis karena hujan mengakibatkan pergeseran tanah mudah terjadi.
"Jadi ini pergerakan tanah alami, memang selain karena kondisinya di lereng juga karena tanahnya ini labil dan diperparah oleh hujan. Jadi multifaktor untuk penyebabnya," jelas Fithriandy.
Ia menyebutkan sekitar 35 orang terdampak karena bencana pergerakan tanah ini. Semua korban dalam kondisi aman dan sudah mengungsi ke rumah kerabat.
Fithriandy mengingatkan kepada warga sekitar jika pergerakan tanah masih dapat terjadi ke depannya mengingat kondisi tanah yang tidak stabil. Menurutnya, rumah-rumah yang lain di lokasi yang sama berpotensi mengalami kerusakan apabila ada pergerakan tanah lainnya. Oleh karena itu, ia meminta warga untuk tetap waspada dan lebih baik mengungsi ke tempat yang lebih aman.
"Kita minta masyarakat tidak ada yang mendekat karena tanah masih terus bergerak. Untuk penghuni juga kita sarankan mengungsi karena memang rumah sama sekali tidak bisa dihuni dan tentu berbahaya," ujarnya.
(aqi/zlf)