Seorang warga pingsan ketika menyaksikan detik-detik rumahnya ambruk di Perumahan Dian Anyar, Purwakarta. Rumah mereka ambruk pada Selasa (18/3/2025) sekitar pukul 08.50 WIB akibat tanah bergerak.
Menurut pengakuan sang anak, Vielsa Mughny R Rofa, pada saat kejadian ibu dan ayahnya menyaksikan langsung dari rumah tetangga yang berada di depan rumah mereka. Sementara dirinya dan kakaknya sedang berada di rumah tempat mereka mengungsi.
"Dan di situ pun kan kebetulan juga Mama Nuna, lagi di depannya. Lagi nge-video gitu. Mungkin juga video-nya udah setengah nggak sadar. Waktu rumahnya ambruk semua, Mama Nuna pingsan," kata perempuan yang disapa Nuna, kepada detikProperti, Kamis (20/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Nuna mengatakan orang tuanya telah membeli rumah tersebut sejak 2000. Keluarganya berasal dari Sumedang dan merantau ke Purwakarta. Rumah seluas sekitar 100 meter persegi tersebut dibangun oleh orang tuanya dari yang semula hanya terdiri dari satu lantai, dibuat hingga menjadi dua lantai.
"Awalnya tahun 2000 pas rumah itu dibeli. Terus perlahan merintis kan ngebangunnya gitu. Nah 2005 aku lahir di situ. Karena keluarga itu kan rantauan ya. Mama, ayah orang Sumedang, Teteh juga lahir di Sumedang," ujar Nuna.
Tanah bergerak beberapa hari lalu bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya pada 2014 beberapa rumah di samping rumah Nuna juga ambruk akibat tanah bergerak. Kini lahan bekas rumah mereka diubah menjadi lapangan badminton.
Keluarga Nuna sudah melihat tanda-tanda tanah bergerak menyerang rumahnya sejak Kamis (13/3/2025) lalu. Pada saat itu ia melihat banyak retakan, pasir berjatuhan dari atas, suara besi bergeser yang nyaring, hingga kondisi keramik yang terangkat.
Sebelum rumahnya benar-benar ambruk, keluarga Nuna berhasil mengungsi dan mengeluarkan barang berharga.
"Kebetulan juga ada yang nawarin, murobbiyah (guru atau mentor ngaji) nawarin gitu (tempat ngungsi). 'Udah ngungsinnya ke rumah saya aja'. Terus nyamperinlah kita ke rumahnya, mamah sama teteh nyamperin ke rumah itu," ucapnya.
Selain rumah Nuna, rumah di sampingnya juga ambruk lebih dulu. Kemudian, rumah lainnya yang masih sederet dengan rumah Nuna juga mengalami kerusakan sedang, bagian belakangnya longsor.
Terpisah, Danru (Komandan Regu) BPBD Purwakarta Muhamad Firmansyah mengatakan hasil dari penelusuran mereka, jumlah rumah yang terdampak dari tanah bergerak ini bertambah menjadi 5 unit.
"Cuma kemarin itu hasil dari assessment kita selanjutnya, ada dua tambahan rumah. Yang tadinya tiga, sekarang jadi lima unit (terdampak). Kan yang roboh kan cuma dua ya. Terus yang satu itu rusak sedang, kemarin hasil assessment dari kita itu jadi ada tambah dua rumah. Masih di perumahan, cuma beda blok," ungkap Firmansyah.
Kondisi dua rumah ini mengalami keretakan pada bagian dinding. Namun, penghuninya masih menempati rumah tersebut.
"Masih tetap bertahan di rumahnya. Walaupun memang keadaannya sudah retak-retak. Yang satu sudah lumayan miris juga. Yang satu belum terlalu parah," jelasnya.
Saat ini puing-puing rumah yang ambruk sudah dirapihkan dengan menggunakan alat berat. Kendaraan sudah boleh melewati jalan di depan rumah tersebut, tetapi warga tidak boleh terlalu dekat dengan lokasi longsor.
(aqi/das)