Gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,7 di Myanmar terasa hingga Thailand. Akibatnya, satu gedung dalam pembangunan runtuh di Bangkok.

Dilansir dari BBC, beredar video gedung-gedung tinggi goyang hingga air kolam renang tumpah di Bangkok. Bahkan, kantor pusat auditor jenderal distrik Chatuhak di Bangkok yang masih dalam proses pembangunan runtuh.

Dosen senior teknik gempa bumi dari Imperial College London, Christian Málaga-Chuquitaype mengatakan Bangkok tidak punya standar keselamatan komprehensif untuk membangun bangunan yang tahan gempa bumi sebelum 2009.

Menurutnya, bangunan-bangunan tua akan sangat rentan terdampak gempa bumi di Thailand. Hal ini wajar karena bangunan tahan gempa lebih mahal untuk dibangun dan Thailand jarang mengalami gempa.

Ia pun mempelajari video robohnya gedung masih konstruksi itu. Ia menilai proses konstruksi tampak menggunakan metode 'pelat datar'. Metode ini sudah tidak lagi direkomendasikan di daerah rawan gempa.

"Sistem 'pelat datar' adalah cara membangun bangunan di mana lantai dibuat agar bertumpu langsung pada kolom, tanpa menggunakan balok," ujar Málaga-Chuquitaype dikutip dari BBC, Minggu (30/3/2025).

Lalu, dirinya menggambarkan bangunan tersebut seperti meja yang hanya ditopang oleh kaki, tanpa ada dukungan horizontal tambahan di bawahnya.

"Meskipun desain ini memiliki keunggulan dalam hal biaya dan arsitektur, namun kinerjanya buruk saat terjadi gempa bumi, sering kali gagal secara tiba-tiba dan rapuh (hampir meledak)," jelasnya.

Sementara itu, Presiden Asosiasi Insinyur Struktur Thailand Amorn Pimarnmas mengatakan ada 43 provinsi yang mempunyai regulasi bangunan anti gempa. Namun, diperkirakan kurang dari 10 persen bangunan tahan gempa.

Adapun bangunan yang runtuh itu masih dalam tahap pembangunan ketika gempa terjadi. Ia menduga standar bangunan yang diperbarui pasti sudah berlaku pada bangunan.

Untuk itu, Pimarnmas mengatakan tanah Bangkok's yang lembut dapat menjadi faktor ambruknya gedung. Kondisi ini dapat memperkuat gerakan tanah tiga atau empat kali lipat.

"Namun demikian, masih terdapat asumsi-asumsi lain seperti kualitas material (beton dan tulangan) dan beberapa ketidakteraturan pada sistem struktur. Hal-hal tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut," kata Pimarnmas.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini