Direktur Utama PT BTN (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu sempat mengungkapkan ada sekitar 4.000 pengembang nakal yang tidak bertanggung jawab. Bahkan dia menyebut ada sebagian pengembang yang 'hilang' sebelum memberikan sertifikat rumah.
Lalu, bagaimana nasib para pengembang tersebut?
Nixon mengungkapkan pihaknya sudah mem-blacklist para pengembang nakal. Hal itu diungkapkan usai acara serah terima kunci rumah untuk guru di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah, sudah (di-blacklist). Itu pengembang-pengembang yang nggak menyelesaikan fisik, yang nggak menyerahkan sertifikat, jadi kita tidak lakukan kerja sama lagi," ujarnya kepada wartawan di lokasi.
Ia menuturkan, akan segera menagih penyelesaian permasalahan dari para pengembang yang sudah di-blacklist. Contohnya seperti menyelesaikan pemberian sertifikat dan penyelesaian fisik bangunan.
"Itu 4.000 (pengembang nakal) tuh yang dulu-dulu, sekarang harusnya sudah nggak ada," tuturnya.
Setelah menyelesaikan kewajibannya, kata Nixon, bukan tidak mungkin pihaknya bekerja sama lagi dengan pengembang tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Nixon mengungkapkan ada sekitar 38 ribu rumah subsidi yang sudah disalurkan oleh BTN tetapi penerimanya belum mendapatkan sertifikat. Meski penerima sudah menyelesaikan cicilan kredit pemilikan rumah (KPR), pengembang masih belum memberikan sertifikat.
Nixon mengatakan terdapat 120.000 rumah subsidi yang bermasalah soal sertifikat sejak 2019. BTN sudah melakukan upaya perbaikan dan menyelesaikan 80 ribu sertifikat rumah, sehingga tersisa 38.144 sertifikat bermasalah.
"Sisa yang harus kami selesaikan sampai hari ini masih ada 38.144 sertifikat yang melibatkan masing-masing 4.000 projek rumah. Dan kita harapkan di tahun ini bisa selesai kurang lebih 15.000, kami janji," ujar Nixon dalam press conference di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025).
Sekitar 4 ribu pengembang nakal tidak bertanggung jawab untuk memberikan sertifikat. Ia menyebutkan ada sebagian pengembang yang hilang sebelum memberikan sertifikat rumah.
Dalam menghadapi persoalan tersebut, BTN sudah melakukan beberapa langkah pemulihan. BTN melakukan penilaian terhadap pertanggungjawaban pengembang menggunakan matriks yang menghasilkan rating. Rating pengembang ini terdiri dari platinum, gold, silver, dan non-rating.
"Kita temukan memang pada umumnya yang rating-rating jelek itulah yang punya pekerjaan sisa seperti ini. Dan hari ini kami juga terus melakukan perbaikan dengan membentuk task force di internal BTN kerja sama dengan BPN untuk menyelesaikan program ini," ucapnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini
(abr/abr)