Pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan tol memang membutuhkan proses yang panjang. Tidak semua pemilik lahan atau rumah ingin pindah meski ditawari uang kompensasi atau ganti rugi yang besar.
Hal serupa terjadi di Jinxi, China. Rumah milik Huang Ping saat ini nasibnya menjadi satu-satunya rumah yang tetap bertahan di lahan yang sudah dibebaskan untuk pembangunan jalan tol.
Bahkan kejadian ini menarik media internasional. Dilansir Daily Mail, Huang mengaku menyesal karena tidak menerima tawaran uang ganti rugi relokasi sebesar Β£180.000 atau setara dengan Rp 3,6 miliar (Kurs Rp 20.187) dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika saya dapat memutar kembali waktu, saya akan menyetujui persyaratan pembongkaran yang mereka tawarkan. Sekarang rasanya seperti saya kalah taruhan besar. Saya sedikit menyesalinya," kata Huang seperti yang dikutip dari Daily Mail, Sabtu (25/1/2025).
Menurut laporan Independent, Huang menolak pindah karena dia tidak puas dengan tawaran pemerintah. Akhirnya, setelah negosiasi panjang yang tidak ada kata sepakat di antara keduanya, pihak berwenang memutuskan tetap membangun jalan tol dengan desain rumah tersebut membelah jalan.
Jalan tol tersebut bukan sejajar dengan halaman rumah, melainkan sejajar dengan atap rumahnya. Jika dilihat dari atas, rumah Huang seperti masuk ke dalam lubang jalan tol tersebut.
![]() |
Di pinggiran 'lubang' rumah tersebut diberi pagar pembatas agar kendaraan dan properti tersebut tetap aman. Di dalam 'lubang' juga dibuat dinding penahan yang berundak seperti tangga.
Sekarang rumahnya tidak lagi nyaman ditempati. Ia tidak dapat membuka jendela dan pintu terlalu lama karena banyak debu beterbangan dan jika jalan tol sudah dibuka, ia harus membiasakan diri dengan getaran setiap kendaraan lewat.
Bahkan selama pembangunan jalan tol, Huang memilih pindah ke rumah anaknya yang berada di kota lain, kemudian kembali ke rumahnya saat pembangunan telah selesai.
![]() |
Untuk masuk ke rumahnya, tentu Huang tidak menyeberang di jalan tol. Pihak kontraktor jalan tol telah merancang jalan pintas di kedua sisi rumah Huang seperti terowongan sederhana berbentuk bulat.
Kejadian seperti bukanlah pertama kali ditemukan di China. Bahkan rumah yang tetap bertahan dan tak mau digusur ini memiliki sebutan yakni dingzhiu atau rumah paku. Bangunan ini sering dianggap sebagai representasi perjuangan antara individu dan penguasa atau gambaran konflik antara tradisi dan kemajuan di China.
(aqi/das)