Pemerintah akan memindahkan warga yang tinggal di kolong jembatan daerah Jakarta ke rumah susun (rusun). Sudah ada beberapa nama rusun yang akan dipakai untuk warga yang tinggal di kolong jembatan.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) mengatakan, salah satu lokasi yang akan direlokasi adalah warga kolong Jembatan Tomang yang akan dipindahkan ke rusun KS Tubun.
"Kita memulai bagaimana saudara-saudara kita yang ada di bawah jembatan, kolong tol, secara bertahap kita pindahkan ke rumah susun ya. Rumah susun mana akan kita pindahkan? Tomang ya. Dari Tomang ke Tubun," kata Ara di Rusun Pasar Rumput, Kamis (28/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data yang dilihat detikcom, Pemerintah Kota DKI Jakarta sudah memetakan warga kolong jembatan mana saja yang akan direlokasi. Berikut ini informasinya.
Warga Kolong Jembatan Tomang akan dipindahkan ke:
- Rusun KS Tubun
- Jati Rawasari
- Karanganyar
- Tongkol
- Cibesel
Warga Kolong Tol Jl. Inspeksi Kanal Barat akan dipindahkan ke:
- Rusun Buaya
- Daan Mogot Blok
- Daan Mogot Tower
- Tegal Alur
- PIK I Pulogadung
Warga Kolong Fly Over Basuki Rahmat akan dipindahkan ke rusun Jatinegara Barat.
Ara menuturkan, relokasi warga kolong jembatan akan dilakukan pada Sabtu (30/11) ini. Namun, ia tidak merinci daerah mana yang akan direlokasi terlebih dahulu.
"Kita akan mulai hari Sabtu ini, memindahkan saudara-saudara kita yang ada di bawah jembatan ke rumah susun. Tapi juga diberikan perhatian sosial tapi diberikan juga pelatihan. Tapi jangan berhenti di pelatihan, mereka harus sampai bisa punya penghasilan, punya kerja," tuturnya.
Sebagai informasi, nantinya bukan hanya di Jakarta saja yang akan dilakukan hal seperti itu tetapi juga di daerah lainnya seperti Bandung, Jawa Barat.
"Nanti saya sama Mendagri akan ke Bandung kalau tidak salah sekitar tanggal 20-an ya, 20 Desember, kita juga akan menata Bandung supaya saudara-saudara kita yang ada di bawah jembatan di bawah tol kita berikan hunian yang layak," paparnya.
Meski akan ada program seperti itu, Ara berharap hal ini tidak menjadi alasan terjadinya urbanisasi di Jakarta.
"Jadi kita harus bisa membuat kebijakan itu yang komprehensif jangan dimanfaatkan pihak ketiga. Misalnya karena ada program begini, jangan nanti ada urbanisasi berbondong-bodong orang masyk ke jakarta karena di Jakarta ada program dari bawah jembatan ke rumah susun," tuturnya.
(abr/das)