Pemerintah mengusulkan tenor KPR bisa diperpanjang sampai 30 tahun dari sebelumnya 15 tahun. Dengan masa cicilan yang lebih panjang, diharapkan masyarakat bisa mencicil rumah lebih murah.

"Kita akan mendorong juga scheme financing, di mana mortgage ini yang tadi 15 tahun, kalau bisa jadi 30 tahun. Supaya kembali membantu masyarakat yang memang sudah punya budget tertentu, dengan ditarik 30 tahun, dia akan cicilannya jauh lebih murah," kata Menteri BUMN, Erick Thohir usai bertemu dengan Menteri PKP, Maruarar Sirait, pada Kamis (7/11/2024) lalu.

Menurut Pengamat Properti Anton Sitorus perpanjangan tenor KPR 30 tahun bukan solusi yang menguntungkan bagi nasabah. Memang benar masyarakat bisa mencicil rumah dengan tagihan yang kecil, tetapi apabila dihitung, biaya yang dikeluarkan sangat besar ditambah bunganya yang tinggi.

"Menurut saya sih nggak cocok juga dengan kondisi negara kita yang suku bunganya tinggi," katanya kepada detikProperti pada Sabtu (9/11/2024).

Sebagai gantinya, ia mengusulkan lebih baik harga rumah dibuat lebih terjangkau sehingga masyarakat tidak perlu mengambil tenor yang panjang.

"Percuma gitu kalau misalnya suku bunganya rendah, tenornya panjang, tapi harga rumahnya nggak terjangkau. Karena harga tanahnya mahal, harga pembangunan rumahnya mahal," ungkapnya.

Kedua, alangkah baiknya pemerintah menyediakan subsidi selisih suku bunga. Sebenarnya cara ini sudah disiapkan oleh pemerintah lewat skema pembiayaan FLPP atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan. Namun, kuota FLPP ini terbatas, di tahun 2025 hanya untuk 300 ribu unit.

"Bantuan yang diperlukan buat masyarakat MBR, selisih suku bunga. Yang seperti program FLPP," sebutnya.

Ketiga yang tidak kalah penting adalah subsidi DP atau down payment pembelian rumah. Sebab, pembayaran DP lumayan besar dan tidak bisa dicicil.

"Tiga itu aja kalau bisa dijalankan dengan bagus, ya udah banyak menolong kalau menurut saya," pungkasnya.

Saksikan juga Video: Bisa Nggak Beli Rumah Tanpa BI Checking?

[Gambas:Video 20detik]