Melejit! Investasi Real Estat Komersial di Asia Pasifik Capai Rp 612 T

Melejit! Investasi Real Estat Komersial di Asia Pasifik Capai Rp 612 T

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Selasa, 05 Nov 2024 10:39 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2 persen. Namun ekonom menilai angka itu over optimistic.
Ilustrasi properti komersial Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Investasi real estat komersial di Asia Pasifik meningkat 28% secara tahunan (YoY) pada kuartal III 2024, mencapai US$ 38,8 miliar atau sekitar Rp 612,1 triliun (kurs Rp 15.777). Hal ini merupakan volume investasi kuartalan tertinggi di Asia Pasifik sejak siklus kenaikan suku bunga tahun 2022 dan pertumbuhan kuartalan keempat kalinya secara berturut-turut di wilayah tersebut.

Berdasarkan data dan analisis dari perusahaan konsultan properti global JLL (NYSE: JLL), total volume investasi tahun berjalan (YTD) 2024 mencapai US$ 96,3 miliar (Rp 1.519 triliun), meningkat 82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Seluruh sektor properti utama, kecuali sektor hunian, mencatat pertumbuhan volume investasi yang ditandai dengan investasi antar negara yang mencapai US$ 14,5 miliar (Rp 228,7 triliun) tahun berjalan (YTD), meningkat 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan investasi lintas negara ini didorong oleh minat tinggi investor asing pada aset perkantoran dan logistik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jepang tetap menjadi pasar paling aktif di Asia Pasifik, dengan volume perdagangan senilai US$ 8,4 miliar (Rp 132,5 triliun) pada kuartal III, didorong oleh akuisisi portfolio hotel besar-besaran dan rekor jumlah wisatawan. Singapura juga menunjukkan kinerja yang baik dengan nilai transaksi sebesar US$ 4,4 miliar (Rp 69,4 triliun) pada kuartal III, meningkat 118% dibandingkan kuartal III 2023. Hal itu berkat tingginya permintaan dari investor institusi terhadap aset industri dan ritel.

"Banyak faktor yang berperan mendorong volume transaksi di Asia Pasifik di kuartal ketiga, dan kami yakin tren ini akan terus meningkat dengan perkiraan penurunan biaya pinjaman di pasar utama regional," kata Stuart Crow, CEO, Asia Pacific Capital Markets, JLL dalam keterangannya, dikutip Selasa (5/11/2024).

ADVERTISEMENT

"Ditambah dengan penurunan valuasi properti, kami memperkirakan tahun 2025 akan menjadi momen yang kuat untuk memasuki pasar, di mana investor yang bergerak lebih awal kemungkinan akan menghadapi persaingan yang lebih sedikit dibanding investor lain," tambahnya.

Di seluruh Asia Pasifik, sektor perkantoran dan logistik menyumbang lebih dari setengah nilai investasi. Di sektor perkantoran, Seoul dan Tokyo menjadi pemain utama dengan fundamental perkantoran yang kuat.

Pertumbuhan penyewaan pun terus melampaui tingkat inflasi di Seoul berkat permintaan yang tinggi, sampai-sampai tidak ada stok ruang perkantoran grade-A yang tersisa untuk tahun 2025. Di Tokyo, tingkat kekosongan ruang perkantoran grade-A mendekati di angka -3%, sedangkan penyewaan ruang kantor tercatat naik 3/4 dari pertumbuhan berturut-turut di kuartal III.

Sementara itu, sektor logistik didukung oleh transaksi portofolio yang besar, investor lokal dan asing optimis terhadap sektor logistik di Jepang berkat prospek penyewaan yang bagus. Volume transaksi logistik di Australia juga melonjak, terutama di pasar-pasar strategis seperti Sydney dan Melbourne.

Investasi besar dalam infrastruktur juga mulai muncul, bersamaan dengan alternatif real estat komersial seperti pusat data, memanfaatkan momentum global untuk infrastruktur digital, energi terbarukan, dan keamanan energi (energy security). Penggalangan dana untuk infrastruktur yang berfokus di Asia Pasifik menunjukkan kenaikan pada semester pertama 2024, mencapai US$ 13,2 miliar (Rp 208,1 triliun). Hal itu didorong oleh kesepakatan pendanaan seperti KKR Asia Pacific Infrastructure Investors II (US$ 6,4 miliar).

Seiring lonjakan pasokan energi terbarukan di Asia Pasifik, yang mencakup 70% dari kapasitas listrik terbarukan secara global pada 2023, akan ada lebih banyak pendanaan yang akan tersalurkan ke sektor infrastruktur.

"Seiring meredanya inflasi di kawasan ini dan penurunan suku bunga The Fed pada bulan September, kami melihat bank sentral di Asia Pasifik mulai memasuki siklus penurunan suku bunga. Imbal hasil properti mungkin akan mengikuti tren serupa, namun suku bunga jangka panjang diperkirakan tetap lebih tinggi dibandingkan dekade terakhir. Investor perlu memperhatikan bagaimana pasar meresponsnya," kata Pamela Ambler, Head of Investor Intelligence, Asia Pacific, JLL.

"Dalam hal transparansi, Asia Pasifik telah mengalami peningkatan yang signifikan, mencatat rata-rata peningkatan tertinggi sejak tahun 2022. Transparansi akan menarik lebih banyak investasi di kawasan ini," pungkasnya.

(abr/das)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads