Tingkat hunian apartemen sewa menunjukkan peningkatan yang stabil menjadi 64.0% hingga kuartal ini. Peningkatan secara bertahap ini juga berpengaruh pada kondisi pasar apartemen sewa di Jakarta saat ini yang stabil.
Menurut laporan Leads Property, tingkat okupansi untuk apartemen servis sedikit lebih baik, mencapai rata-rata tingkat hunian 67.2% pada kuartal ini. Sementara itu, apartemen non-servis jauh lebih rendah, yaitu 54.8%.
"Adanya perbedaan ini menyoroti tren preferensi saat ini terhadap opsi akomodasi layanan, terutama di kalangan penyewa yang mencari fleksibilitas dan pengalaman tinggal yang mirip dengan hotel," demikian bunyi laporan tersebut seperti yang dikutip pada Rabu (30/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayoritas penyewa apartemen sewa adalah klien korporat, karena jauh lebih fleksibel. Klien korporat di sini pun adalah karyawan yang berasal dari luar negeri atau ekspatriat yang biasanya ditugaskan di Jakarta dalam jangka panjang.
Kelebihan dari apartemen sewa selain fleksibel adalah fasilitas yang sekelas hotel sehingga menjadi opsi menarik dibandingkan kondominium strata-title. Selain itu, masa tinggal yang singkat, sesuai dengan kebutuhan wisatawan terutama wisatawan dengan keluarga. Kemudian, ukuran kamar yang lebih luas serta tersedianya fasilitas dapur dan area ruang tamu terpisah membuat apartemen sewa diminati.
Apartemen sewa di Jakarta banyak ditemukan di area central business district (CBD). Namun, tidak menutup kemungkinan ke depannya apartemen sewa juga akan menjamur di luar area CBD.
"Semakin tingginya harga lahan di pusat kota turut mendorong pengembang untuk mencari peluang untuk mengembangkan propertinya di luar Kawasan CBD," jelas laporan tersebut.
Leads Property juga mengungkapkan pada akhir kuartal ketiga terdapat satu apartemen sewa mulai beroperasi, yaitu Somerset Kencana. Apartemen servis dengan 148-unit ini terletak di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan. Properti baru ini merupakan bagian dari portofolio brand Ascott di Jakarta.
(aqi/zlf)