Perubahan iklim semakin lama semakin terasa, salah satunya dari perubahan cuaca yang tak menentu. Contohnya saat seharusnya masuk musim kemarau justru terjadi hujan lebat, begitu juga sebaliknya.
Dampak dari perubahan iklim juga dirasakan oleh pengembang perumahan. Ketidakjelasan cuaca membuat mereka kesulitan menentukan waktu untuk membangun rumah.
Berangkat dari kekhawatiran itu, pengembang yang tergabung dalam Realestat Indonesia (REI) menandatangani kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) dengan Green Building Council Indonesia (GBCI). Melalui kerja sama tersebut nantinya mereka akan melakukan tukar informasi, pelatihan, dan lainnya terkait pembangunan rumah ramah lingkungan atau green housing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Komitmen kita atas perubahan itu salah satunya adalah dengan insyaAllah kita akan kerja sama dalam menyelenggarakan beberapa hal, yang pertama pasti ada sertifikasi, yang kedua pelatihan, yang ketiga tukar info, yang keempat juga kerja sama lain-lainnya, kelima bagaimana menstandarisasi apa yang harus kita lakukan ke depan," kata Ketua Umum REI, Joko Suranto, di kantornya dalam rangka menandatangani MoU dengan GBCI terkait green housing, Rabu (4/9/2024).
"Itu bagian dari adaptif kita terhadap climate change, secara bisnis harus selalu forecast-nya konteksnya ke sana," tambahnya.
REI sendiri sudah menerapkan hal-hal yang sekiranya dapat membantu untuk mengurangi pemanasan global, salah satunya dengan menanam pohon di setiap proyek perumahannya. Joko mengatakan, dari satu rumah yang dibangun oleh pihaknya, ada dua pohon yang ditanam. Satu pohon ditanam di rumahnya dan satu lagi di fasilitas umum atau fasilitas sosialnya.
"Itu adalah bagian dari cara kita untuk mengurangi pemanasan global juga bagaimana kita menyediakan udara yang baik untuk kita semua. Kalau bahasa kami adalah jariyah yang tidak akan punah," paparnya.
Sementara itu, Ketua Umum GBCI, Iwan Prijanto menilai dalam membangun perumahan hijau atau ramah lingkungan bukan tak hanya memperhatikan bangunannya saja tetapi juga kawasan sekitarnya. Nantinya, pihaknya dengan REI akan membuat pilot project untuk menerapkan konsep bangunan dan kawasan hijau.
"Kita mulai dengan beberapa pilot project dan implementary nanti lama-lama akan membesar, semakin hari harapan saya kita akan semakin mengetahui mekanismenya, strategi yang paling tepat untuk implementasinya, mengetahui bagaimana mempersuasinya dengan baik dan semua pihak bisa terlibat dan harapannya ke depan ekosistemnya ini akan berkembang lebih baik," ungkapnya.
Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan oleh Ketua Umum REI Joko Suranto dengan Ketua Umum GBCI Iwan Prijanto. Hadir juga Wakil Ketua Bidang Green Development REI Meiko Handoyo Lukmantara, Sekretaris GBCI Parman Oesman, dan Executive Director GBCI Tito Ariwibowo.
(abr/zlf)