Ada sebuah permukiman warna-warni di tengah Kota Jakarta Timur yang dinamakan Kampung Gembira Gembrong. Kampung ini identik dengan bangunan rumah yang seragam serta dihiasi penuh warna dengan mural mirip dengan kampung warna-warni yang ada di Meksiko dan Brasil.
Dari catatan detikcom, kampung ini dihuni oleh warga korban kebakaran Pasar Gembrong pada April 2022 silam. Kampung ini direvitalisasi, sehingga 136 unit rumah yang dibangun di atas lahan 1.200 meter persegi. Warga pun kembali menghuni rumah pada Oktober 2022.
Setelah berselang hampir dua tahun, bagaimana kondisi kampung tersebut? Berikut penelusuran detikProperti ke lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kampung Gembira Gembrong berada di samping jalan raya, yakni Jalan Basuki Rachmat, Jatinegara, Kota Jakarta Timur. Sebelum memasuki daerah perkampungan, bangunan rumah warna-warni dengan gambar mural sudah terlihat dari trotoar.
![]() |
Cat pada dinding rumah terlihat memudar dan terkelupas. Lalu, ada banyak retak rambut pada dinding. Sebagian retakan itu pun ditambal tanpa dicat ulang, sehingga warnanya kontras dengan bagian dinding yang masih dilapisi cat.
Sementara ada rumah yang mengecat ulang satu sisi dinding rumah dengan warna abu-abu, sehingga menghilangkan warna cat dan mural.
Selain itu, dinding yang dulu terdapat tulisan 'Kampung Gembira Gembrong' sudah tidak terlihat lagi. Berbeda dari gambar awal kampung setelah direvitalisasi, kini dinding itu tampak rata dan dipenuhi grafiti.
![]() |
Di samping dinding tersebut, ada akses masuk berupa jalanan menurun yang berliku-liku yang terbuat dari besi. Jalan ini masih terlihat kokoh, namun catnya sudah mulai pudar dan beberapa kawat railing copot. Tampak railing ini pun dimanfaatkan untuk menjemur pakaian oleh warga.
![]() |
Kami masuk kawasan perkampungan melalui akses masuk utamanya. Pada bagian kiri jalan ada bangunan musala dan paud. Bangunan paud masih tampak utuh dan berwarna-warni, namun cat pada roster di lantai dua sudah kusam.
Sepanjang jalan terdapat banyak motor warga yang terparkir. Lalu, masih banyak ornamen bendera khas 17-an yang digantung di berbagai sisi kampung.
![]() |
Rumah warga dibangun berjajar dan sebagian menghadap sungai. Bangunan rumah cukup tinggi karena setiap rumah terdiri dari dua lantai.
Masih banyak mural yang terlihat jelas dan rumah yang berwarna-warni. Namun tak seperti dulu, cat eksterior rumah sudah mulai pudar.
Gambar mural bertemakan kebudayaan Betawi, pemandangan, hingga bangunan di Jakarta masih ada pada eksterior rumah dan dinding samping sungai. Dekorasi kampung ini membuat suasana perkampungan tampak lebih ceria.
Selain itu, terdapat dekorasi tulisan-tulisan yang mengajak warga untuk berkebiasaan baik, mulai dari membuang sampah pada tempatnya hingga menjalin hubungan baik antartetangga
Terdapat sentuhan penghijauan berupa tanaman pot yang berjejer di atas dinding yang membatasi jalan dan sungai.
![]() |
Pemukiman ini ramai dengan aktivitas warga. Terlihat warga berlalu-lalang dan anak-anak bermain sepeda di sini. Banyak warga juga tengah berjualan camilan dan makanan di warung depan rumah mereka.
![]() |
Berbeda dari tampilan awal ketika bangunan jadi, rumah yang tampak rapi dan seragam kini sudah banyak diubah warga. Mereka membuat bangunan tambahan untuk warung serta kanopi di depan rumah untuk memasang kanopi dari terpal hingga aluminium.
![]() |
Melihat lebih dekat, ada retakan dan cat mengelupas pada dinding ventilasi rumah. Lalu, barang-barang warga disimpan di depan rumah dan pinggir jalan. Bahkan, pakaian-pakaian terlihat sedang dijemur di depan rumah.
![]() |
Tata letak rumah tampak rapi, sehingga jalanan utama di dalam perkampungan awalnya cukup luas. Namun, semakin ke dalam, lebih banyak rumah-rumah berukuran kecil dan jalanan sempit.
Warga memanfaatkan jalanan depan rumah mereka sebagai dapur dan tempat penyimpanan barang, sehingga membuat jalan semakin sempit.
![]() |
Ukuran rumah di kampung ini bervariasi mulai dari 2 x 2 meter hingga 4 x 6 meter. Rumah-rumah ini tidak memiliki sekat ataupun kamar alias blong. Satu-satunya ruang privasi bagi penghuni adalah satu kamar mandi berukuran sekitar 1 x 1,5 meter di lantai satu.
Kami pun berkesempatan memasuki sejumlah rumah warga. Salah satu rumah berukuran besar dengan ukuran 27 meter persegi. Tampak dinding interior rumah sudah pudar dan kusam.
Suasana di dalam rumah pun terasa cukup panas, tetapi sirkulasi udara terbantu dengan adanya kipas angin yang terus menyala di setiap lantai.
![]() |
Terdapat tangga berlubang yang cukup curam untuk menghubungkan lantai satu dan lantai dua. Kami perlu naik turun tangga dengan pelan dan berhati-hati agar tidak terjatuh.
![]() |
Lantai dua rumah digunakan sebagai ruang tidur bagi sebagian besar anggota rumah, sehingga terdapat banyak matras yang digelar di bagian rumah ini.
![]() |
Tidak ada bangunan sekat untuk memberi privasi bagi setiap penghuni, melainkan hanya memanfaatkan lemari plastik, gantungan tirai dan pakaian sebagai pembatas.
![]() |
Sementara itu, rumah yang lebih kecil dengan ukuran sekitar 2 x 2 meter terasa sangat sempit. Lantai satu rumah ini hanya cukup untuk kamar mandi dan menaruh lemari dan sejumlah barang saja. Sedangkan lantai atas sebagai ruang tidur sekaligus menonton TV.
![]() |
Salah satu rumah yang berukuran kecil sampai direnovasi menjadi tiga lantai tanpa meninggikan bangunan. Dengan begini, lantai dua dapat digunakan anak-anak untuk tidur sementara lantai tiga untuk orang tua.
Lantai dua rumah yang sudah direnovasi ini tidak memiliki ventilasi udara, sehingga terasa panas. Penghuni rumah pun harus mengandalkan kipas angin untuk menyejukkan ruangan.
(dhw/dhw)