Tren harga rumah menurun di kuartal II tahun 2024 di kawasan Jakarta Utara (Jakut), Depok, dan Tangerang. Penurunan harga ini dinilai merupakan imbas dari kondisi perekonomian yang cukup sulit serta momen anak-anak kembali ke sekolah.
Chief Marketing Pinhome Officer Fibriyani Elastria menyebut harga rumah yang turut terutama terjadi pada rumah second berukuran kecil, yakni tipe 54 ke bawah.
"Kalau kita lihat tadi Jakarta Utara, Depok, Tangerang, itu juga yang paling banyak terjadi penurunannya memang di tipe yang paling kecil sebetulnya, yang di bawah 54 meter persegi," ujar Fibri ke detikProperti, Jumat (23/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan harga rumah yang turun di kawasan Jakarta Utara, terutama pada Tanjung Priok sebesar 13%. Lalu, indeks harga rumah di Penjaringan turun sebesar 9% dan Cilincing 2%. Hal ini berdasarkan data Pinhome Home Value Index (PHVI).
Melihat tren tersebut, Fibri mengatakan penurunan harga rumah dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang cukup sulit. Menurutnya, masih ada banyak orang yang kehilangan pekerjaannya.
"Alasan penurunan indeks harga bisa bermacam-macam, tapi kalau kita lihat secara overall sepertinya memang ada implikasi dari situasi ekonomi," katanya.
Kemudian, ada faktor masuknya ke masa ajaran baru, sehingga orang tua perlu menyiapkan dana lebih untuk biaya pendidikan anak. Apalagi kalau sebuah keluarga mempunyai kebutuhan mendesak lainnya.
Kedua faktor tersebut membuat pemilik rumah terdesak untuk segera menjual aset. Oleh karena itu, mereka pun rela menurunkan harga jual rumah untuk mendapat penghasilan tambahan.
"Banyak penurunan tadi berada di lokasi-lokasi yang juga kemungkinan besar banyak keluarga-keluarga yang masih punya anak usia sekolah. Dan juga mungkin masih butuh dana cukup besar dibandingkan monthly income-nya, sehingga akhirnya mereka mencoba mencari tambahan income dengan melakukan penjualan aset," jelasnya.
Berbeda dengan kawasan lain yang cenderung stabil dan meningkat, ketiga kawasan ini dinilai lebih rawan terdampak gejolak ekonomi. Alhasil, tren harga rumah menunjukkan penurunan.
"Biasanya mereka yang memang jadi tadi seperti Depok, Tangerang, Jakarta Utara yang juga mungkin tadi beberapa spesifik kecamatan kondisinya mungkin lebih terkena dampak ekonomi dan juga keluarga-keluarga yang memang masih keluarga muda. Jadi belum betul-betul stabil banget gitu ya kondisi perekonomiannya," imbuhnya.
Di samping itu, Fibri mengatakan kondisi tersebut menjadi momen yang bagus bagi para pencari rumah pertama. Apalagi di kawasan Depok dan Tangerang yang termasuk wilayah favorit incaran masyarakat.
"Untuk daerah-daerah yang sedang turun ini sebetulnya ini timing yang bagus banget untuk bisa diambil kesempatannya. Karena memang jarang-jarang ini kan daerah yang selalu favorit ya, terutama yang tadi Depok sama Tangerang," tuturnya.
Ia juga mengingatkan agar segera memanfaatkan momen penurunan harga sebelum terjadi perubahan harga ke depannya.
"Kalau berdasarkan datanya kami gitu, jadi ya justru jangan kehilangan momentumnya meskipun tidak ada jaminan nanti langsung naik lagi di kuartal III," pungkasnya.
(dhw/abr)