Netflix kembali merilis series original dari Jepang berjudul Tokyo Swindler yang alur ceritanya diangkat dari novel terkenal Jimenshitachi karya Ko Shinjo (2019), karya Shueisha. Series ini telah tayang pada 25 Juli 2024 lalu dan terdiri dari 7 episode dengan durasi 20-30 menit.
Melansir dari Variety, series Tokyo Swindler bercerita mengenai aksi penipuan tanah di Jepang. Aksi mafia tanah disebut telah muncul di Jepang sejak jaman pascaperang karena sistem pemerintahan yang belum baik. Kemudian puncaknya terjadi pada akhir 1980-an sampai awal 1990-an, penipuan tanah semakin marak terjadi di Jepang.
Pemerintah dapat menekan pergerakan para mafia tanah dengan mendigitalisasi surat-surat perdagangan real estate sehingga tidak mudah diduplikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, saat Tokyo ditunjuk sebagai tuan rumah olimpiade pada 2010 lalu, harga properti di Jepang kembali meroket dan meningkat peminatnya. Situasi ini menarik perhatian para mafia tanah. Mereka kembali beraksi, tetapi dengan taktik yang lebih canggih dan licin pergerakannya.
Sutradara dan penulis naskah, One Hitoshi bukan hanya berhasil mengemas cerita Tokyo Swindler dengan apik, tetapi aktor dan aktris yang dipilih pun berhasil menghidupkan karakter-karakter utama di balik komplotan mafia tanah ini.
Komplotan mafia tanah di Tokyo Swindler dipimpin oleh seorang pria yang berambisi membuat orang lain susah yakni Harrison Yamanaka yang diperankan oleh Etsushi Toyokawa. Dia memiliki kaki tangan yang terdiri dari informan bernama Takeshita (Kazuki Kitamura), pakar hukum bernama Goto (Pierre Taki), perunding, Takumi Tsujimoto (Ayano), perekrut para penyamar bernama Reiko (Koike Eiko), dan pemalsu surat-surat.
Cara kerja komplotan mafia tanah ini adalah mereka menargetkan tanah atau properti lama yang pemiliknya sudah tua yang mudah ditipu. Mereka juga mengecek kondisi area tersebut dan mulai memasang harga 'murah' yang dapat menggiurkan para pengembang besar yang ingin menggarap proyek di area tersebut.
Sosok perunding berperan besar untuk menarik pengembang untuk masuk ke jebakan mereka. Dia memainkan psikologis dan pikiran para pengembang agar tertarik membeli tanah yang mereka tawarkan. Mulai dari memberikan harga yang 'murah', menyebutkan kelebihan lokasi, hingga embel-embel kawasan tersebut adalah incaran banyak orang.
Di luar area perundingan, rekan komplotan yang lain seperti Reiko si perekrut, akan mencari orang-orang yang identitasnya tidak terdaftar atau yang tengah terlilit utang untuk dijadikan boneka. Orang-orang yang direkrutnya itu akan berpura-pura menjadi pemilik asli tanah tersebut.
Mereka menyeleksi banyak kandidat dan memilih yang paling mirip dengan pemilik tanah atau properti tersebut. Pemilik palsu ini akan hadir saat pengembang datang ke lokasi dan saat akad jual beli.
Penasihat hukum juga dibutuhkan agar transaksi jual beli tanah tersebut terlihat meyakinkan dan surat-surat palsunya pun dibuat mirip. Bahkan pada saat di scan, data yang muncul terlihat asli.
Puncak dari serangkaian aksi mereka adalah penipuan sebidang tanah senilai 10 miliar yen atau sekitar Rp 1,07 triliun (Kurs Rp 107) di sebelah kuil Buddha. Sayangnya, aksi penipuan yang satu ini cukup sulit dan gerak-gerik mereka telah diketahui oleh detektif dan polisi yang telah mengincar mereka sejak lama.
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Kamu bisa menonton keseluruhan cerita Tokyo Swindler di Netflix. Siap-siap terkesima dengan aksi-aksi cerdik komplotan mafia tanah Harrison dan kawan-kawan.
(aqi/zlf)