Pemerintah pastikan di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan ada hunian terjangkau atau rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Lantas, kenapa para pengembang rumah subsidi belum masuk ke IKN?
Wakil Ketua Umum Himpunan Pengembang Perumahan Rakyat (Himperra) Aviv Mustaghfirin menuturkan, pihaknya masih menunggu pengembangan wilayah di sana sembari melihat adanya permintaan atau demand. Ia mengungkapkan, pihaknya memiliki dewan perwakilan daerah di Kalimantan Timur dan sudah membebaskan lahan di sekitar IKN untuk membangun rumah subsidi.
"Banyak kawan-kawan kita di Kalimantan Timur sana ingin segera melakukan pengembangannya ke IKN dan sekitarnya. Kalau ada pasar, ada peluangnya, akan kami ambil untuk pengembangan proyek-proyek yang ada di sana," tuturnya dalam acara Forwapera Talkshow di Novotel Cikini, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, ia mengaku pihaknya sudah bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun rumah susun milik (rusunami) di sekitar IKN.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Rumah Sehat Sederhana Nasional Jaya (APPERNA JAYA), Andre Bangsawan menuturkan pihaknya masih menunggu pemerintahan baru terkait pengembangan kawasan perumahan subsidi di IKN. Meski demikian, ia mengaku pihaknya sudah mengembangkan rumah subsidi di wilayah sekitar IKN, seperti Penajam Paser Utara.
Senada, Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto menuturkan pihaknya akan melihat terlebih dahulu market atau penduduk yang ada di sana. Ia juga akan menunggu Keputusan Presiden terkait pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN agar lebih pasti perpindahan sudah terjadi.
"Kedua, pada saatnya kita akan menghitung ulang karena apa? Kan konsep kota di sana adalah smart living, berarti kita akan memberikan produknya sesuai dengan ketentuan yang ada di sana, apakah itu MBR-nya high rise atau berupa landed house jadi kita akan ukur sesuai dengan ketentuan di sana terlebih dahulu. Tetapi, di mana pun masyarakat yang membutuhkan, khususnya mbr, pasti kita hadir. Pasti kita bisa sediakan," ungkapnya.
Pengamat Sebut Pengembang Masih Wait and See untuk Bangun Rumah di IKN
Associate Director Research & Consultancy PT Leads Property Services, Martin Hutapea menuturkan hingga saat ini para pengembang perumahan belum masuk ke IKN karena masih menunggu perkembangan populasi di IKN. Justru para pengembang banyak yang masuk ke daerah penunjang IKN, yaitu Samarinda dan Balikpapan.
"Bila sudah terbentuk kotanya dalam hal penduduk dan bisnis serta fasilitas yang mendukung kehidupan di sana, barulah investor akan expand karena yang investor pertimbangkan adalah demand. Demand ada kalau ada penduduknya dan harus banyak," katanya saat dihubungi detikProperti, Senin (5/8/2024) lalu.
Menurutnya, tipe rumah yang akan ada di IKN kebanyakan berbentuk mid-rise atau bangunan sekitar 10 lantai serta rumah tapak. Rumah yang dijual pun kemungkinan harganya beragam, ada yang di bawah Rp 500 juta ada juga yang harganya di atas itu.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S.Atmawidjaja memastikan di IKN akan ada hunian terjangkau untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) alias rumah subsidi. Ia memastikan Kementerian PUPR terus mendorong hunian berimbang di IKN. Adapun yang dimaksud hunian berimbang yaitu lingkungan hunian yang dibangun secara berimbang, antara rumah sederhana, rumah menengah, hingga rumah mewah.
"Jadi tetap ada perumahan untuk masyarakat yang menengah ke bawah (di IKN), tetap ada," kata Endra di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (31/7/2024).
(abr/dna)