Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data gambaran kondisi rumah warga di Jawa Barat periode 2023. Menurut data tersebut, 45,83% rumah warga Jawa Barat masuk dalam kategori tak layak huni.
Mengutip dari detikJabar, Penilaian rumah yang layak huni dan terjangkau dilihat dari aspek ketahanan bangunan (durable housing), kecukupan luas tempat tinggal (sufficient living space), memiliki akses air minum layak, dan memiliki akses sanitasi yang layak.
"Yang dimaksud dengan rumah layak huni dan terjangkau adalah rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya, yang mampu dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Untuk dikatakan rumah layak huni maka harus mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, terutama untuk kecukupan minimum luas bangunan juga harus memperhatikan dari jumlah penghuninya," tulis BPS dalam dokumen Statistik Perumahan Provinsi Jawa Barat 2023, dikutip Kamis (1/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari aspek tersebut, terdapat 7 Kabupaten/Kota di Jawa Barat dengan persentase rumah paling layak huni tertinggi. Dimulai dari Indramayu dengan 86,35%, Subang 80,35%, Kabupaten Cirebon 78,78%, Kota Cirebon 76,49%, Kota Banjar 75,21%, Kuningan 74,44%, dan Majalengka 72,19%.
Sementara itu, 5 Kabupaten/Kota di Jawa Barat masuk dalam kategori rumah tak layak huni paling tinggi yakni Kabupaten Sukabumi dengan 69,49%, Cianjur 68,5%, Kota Sukabumi 65,98%, Garut 63,33% dan Kabupaten Tasikmalaya dengan 63,05%.
Secara kesulurahan, data tersebut menunjukkan 54,17% rumah warga Jawa Barat dinyatakan layak huni dan 45,83% tergolong tidak layak huni.
Selain itu, BPS juga mendata status kepemilikan rumah warga Jawa Barat pada 2023. Hasilnya menunjukkan 83,38% adalah tempat tinggal milik sendiri, 5,54% warga tinggal mengontrak atau menyewa dan 11,08% dengan status lainnya.
Persentase Kondisi Rumah di Jawa Barat Periode 2023
Melansir dari BPS, berikut data lengkap persentase kondisi rumah di Jawa Barat berdasarkan Kab/Kota periode 2023.
Kabupaten/Kota | Rumah Tidak Layak Huni | Rumah Layak Huni |
Kabupaten Sukabumi | 69,49% | 30,51% |
Cianjur | 60,50% | 31,50% |
Kota Sukabumi | 65,98% | 34,02% |
Garut | 63,33% | 36,67% |
Kab Tasikmalaya | 63,05% | 36,95% |
Bandung Barat | 58,86% | 41,14% |
Kota Bandung | 58,83% | 41,17% |
Kab Bogor | 55,44% | 44,56% |
Kota Tasikmalaya | 51,18% | 48,82% |
Kota Bogor | 50,70% | 49,30% |
Kab Bandung | 50,52% | 49,48% |
Kota Depok | 49,21% | 50,79% |
Kota Cimahi | 48,58% | 51,42% |
Pangandaran | 45,02% | 54,98% |
Purwakarta | 42,43% | 57,57% |
Ciamis | 42,24% | 57,76% |
Sumedang | 40,37% | 59,63% |
Kota Bekasi | 38,39% | 61,61% |
Kab Bekasi | 34,51% | 65,49% |
Karawang | 30,04% | 69,96% |
Majalengka | 27,81% | 72,19% |
Kuningan | 25,56% | 74,44% |
Kota Banjar | 24,79% | 75,21% |
Kota Cirebon | 23,51% | 76,49% |
Kab Cirebon | 21,22% | 78,78% |
Subang | 19,65% | 80,35% |
Indramayu | 13,65% | 86,35% |
Artikel ini telah tayang di detikJabar.
(aqi/dna)