Pengembang kawasan industri, PT Jababeka Tbk (KIJA) menargetkan peningkatan penjualan dari land development & property minimal Rp 2 triliun pada tahun 2024. Hal itu akan mendukung rencana pembelian kembali obligasi senilai US$ 180 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun (kurs Rp 16.289), dengan tujuan mencapai cash balance sebesar Rp 4 triliun.
Pendiri dan Direktur Utama PT Jababeka Tbk, Setyono Djuandi (SD) Darmono, menyatakan bahwa untuk mencapai target penjualan properti minimal Rp 2 triliun di 2024, Jababeka akan mengandalkan penjualan lahan matang di empat kota mandiri yang dimiliki perusahaan yaitu Kawasan Jababeka di Cikarang, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, KEK Tanjung Lesung, dan KEK Morotai.
Di Kawasan Jababeka Cikarang, penjualan akan didukung oleh ekspansi di sektor kesehatan dan pariwisata, seperti Jababeka Medical City dan Jababeka Movieland seluas 100 hektare (ha). Dua proyek ini siap menampung investor asing dengan infrastruktur yang telah dibangun selama 20 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Kawasan Industri Jababeka, kami akan membuka tahap sembilan seluas 500 ha khusus untuk investor dari China. Saat ini, sudah terjual 20 hektare kepada sembilan investor," kata SD Darmono dalam keterangannya, dikutip Rabu (31/7/2024).
Jababeka juga mencatat keberhasilan dalam menarik investasi dari tiga perusahaan Jepang (Mitsui Fudosan Asia, Keihan Group, dan Creed Group) untuk proyek residensial, seperti apartemen Kawana, klaster Wimbledon, klaster Ibuki, dan Paradiso Golf Villas.
Selain itu, pendapatan juga diharapkan dari penjualan lahan matang di Kawasan Industri Kendal yang saat ini memiliki 103 tenant dari investasi asing dan ekspansi industri lokal.
Sementara itu, di KEK Tanjung Lesung, Jababeka tengah menjajaki kerjasama dengan investor untuk pembangunan proyek marina mix-used, theme park, senior living, dan universitas. Proyek ini diharapkan dapat memanfaatkan selesainya jalan tol Serang-Panimbang pada akhir tahun 2024. Investasi dari anak-anak perusahaan Jababeka akan digalakkan untuk mendukung pengembangan KEK Tanjung Lesung.
Lalu, di KEK Morotai, Jababeka menargetkan investasi dari anak-anak perusahaan untuk pengembangan infrastruktur industri perikanan dan pariwisata, termasuk cold storage, pelabuhan, hotel, dan lapangan golf. Investasi juga datang dari Taiwan untuk pembangunan resort dan retirement home, Jepang dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Tiongkok untuk pengembangan industri perikanan dan perkapalan.
Untuk mencapai itu semua, Jababeka menciptakan permintaan dengan membangun infrastruktur yang dibutuhkan oleh investor asing maupun dalam negeri. Keputusan Jababeka didorong oleh semangat untuk mempercepat pengembangan proyek dan ekspansi bisnis. Keuangan Jababeka dalam kondisi sehat, dengan banyak pihak menawarkan pendanaan kepada perusahaan.
"Keputusan ini diambil untuk mendukung pengembangan proyek-proyek kota mandiri yang ada," tutur SD Darmono.
(abr/dna)