Perumahan dengan konsep pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social, governance atau ESG) dinilai sebagai pilar penting pada perkembangan properti saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, penerapan ESG sudah menjadi fokus pengembang properti di Tanah Air seiring dengan tren konsumen yang mengarah kepada produk berkelanjutan.
Menurut Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia Ardiadi Dimastanto pasar terbesar dan potensial dalam sebuah proyek properti adalah Gen Z dan Milenial. Kedua generasi ini sangat tertarik dan peduli (aware) terhadap produk properti yang mengedepankan keberlanjutan.
"Mereka cukup detail dalam melihat fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar proyek properti seperti ruang terbuka hijau, ruang interaksi, sarana olahraga untuk jogging dan lainnya. Pengembang properti saat ini sudah sangat concern dengan apa yang diinginkan masyarakat terkait kebutuhan tempat tinggal yang berkelanjutan," tegas Ardiadi Dimastanto di Tangerang seperti yang dikutip pada Kamis (25/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring semakin banyak konsumen yang menyadari pentingnya penerapan ESG pada properti, hal ini juga dapat berdampak pada nilai investasi.
"Dalam pengembangan properti berprinsip ESG, selain memberikan kelestarian lingkungan dan tata kelola yang baik, juga memberikan manfaat ekonomi," tuturnya.
Lebih lanjut, Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condomium, Alvin Andronicus, mengatakan, pihaknya menerapkan prinsip ESG tidak sebatas slogan, namun diimplementasikan di lapangan. Perapan ESG juga akan memberikan dampak positif bagi pengembang dan pemilik properti.
"Seperti pengurangan biaya operasional, penghematan penggunaan energi listrik, hingga peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuni," jelasnya.
Sebagai contoh, dia menyebut Elevee Condominium telah memakai jendela double glass yang mampu mereduksi sinar matahari pada setiap unitnya. Dengan jenis jendela seperti ini dapat mengurangi pemakaian AC di rumah.
"Elevee juga memiliki fasilitas forest park seluas 4 hektare untuk berbagai aktivitas. Selain itu, Elevee yang merupakan bagian dari Alam Sutera sudah menerapkan konsep yang bersentuhan dengan lingkungan. Seperti adanya kawasan green tunnel hingga management traffic agar menciptakan suasana yang nyaman bagi penghuni," ungkapnya.
Kembali Ardiadi mengatakan bahwa pengembangan properti skala kota dengan prinsip ESG membutuhkan dana yang tak sedikit. Namun, dampaknya adalah penjualan pengembang meningkat dan bermanfaat bagi konsumen.
"Seperti Alam Sutera sudah sangat advance dalam pengembangannya, dan ini perlu pendanaan besar dalam pengembangannya. Dan sekali lagi saya tegaskan ujungnya selain konsep sustainable development yang dikembangkannya, konsumen pun diuntungkan karena nilai properti akan terus naik," bebernya.
(aqi/zlf)