Jakarta menghadapi masalah serius terkait polusi udara yang terutama disebabkan oleh emisi kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah. Partikel-partikel berbahaya seperti PM2.5 (partikulat berukuran 2,5 mikrometer atau lebih kecil) dan gas seperti nitrogen dioksida (NO2) dan sulfur dioksida (SO2) telah mencapai tingkat yang melebihi standar keamanan kesehatan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut aplikasi IQ Air, Selasa (18/6) misalnya, kualitas udara di Jakarta berada di angka 186 atau unhealthy alias tak sehat. Sementara polutan utamanya ialah PM 2,5. Angka tersebut menandakan warga setempat tak boleh banyak melakukan aktivitas di luar ruangan.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk merespons dan mengantisipasi dampak buruk polusi tersebut. Salah satunya seperti yang dilakukan Singapore Intercultural School (SIS) dengan menggandeng pakar kualitas udara Nafas Indonesia untuk menciptakan Clean Air Zone (Zona Udara Bersih) di sepuluh kampus SIS di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan lebih dari 4.500 siswa memiliki akses ke udara yang lebih bersih dan sehat selama berada di dalam gedung sekolah. Dengan menggunakan sistem kualitas udara canggih dari Nafas, SIS memastikan bahwa siswa akan menikmati
lingkungan sekolah yang lebih sehat.
Clean Air Zone berupa rangkaian perangkat seperti Air Test dan pembersih udara. Air Test berfungsi memantau kualitas udara dan jenis polutan yang terkandung di sekitarnya, sementara pembersih udara yang terintegerasi mengurangi polutannya.
Clean Air Zone dirancang untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan tetap sehat melalui gabungan sistem otomatis pemantauan, penyaringan, sertifikasi, dan program interaksi berbasis data.
Program percontohan yang dilaksanakan di SIS South Jakarta dan SIS Kelapa Gading North East Jakarta telah menunjukkan hasil yang positif. Kelas-kelas dengan teknologi kualitas udara baru ini menunjukkan pengurangan signifikan dalam polusi udara, menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk belajar dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.
"Dengan fokus pada kualitas udara, SIS menekankan pentingnya pendekatan pendidikan yang komprehensif yang menghargai keberhasilan akademis dan kesejahteraan siswa," kata Aditya Shah, Managing Director SIS Group of Schools.
Pemantauan kualitas udara yang berkelanjutan di sekolah-sekolah SIS membantu menjaga atmosfer yang aman dan sehat bagi siswa dan staf.
Pengenalan Clean Air Zone (Zona Udara Bersih) yang sukses menyoroti dedikasi SIS dalam menyediakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung, menunjukkan perannya sebagai pelopor dalam inovasi pendidikan.
"Kolaborasi kami adalah untuk mendukung SIS dalam menyediakan kualitas udara dalam ruangan yang ditingkatkan dan memprioritaskan hidup sehat, terutama untuk siswa mereka. Ini juga mendukung SIS dalam mencapai Tujuan ke 3 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNSDG`s): 'Menjamin kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua usia' dengan mengimplementasikan solusiClean Air Zone (Zona Udara Bersih) untuk menciptakan lingkungan dalam ruangan bebas polutan di semua kampus SIS," kata CEO Nafas Indonesia, Nathan Roestandy.
(dna/dna)