Generasi Z atau Gen Z banyak yang mempertimbangkan opsi sewa properti alias kontrak rumah ketimbang membeli atau membangunnya. Sewa properti memang dirasa tepat bagi mereka yang masih enggan atau ragu untuk membelinya.
Menurut hasil survei Property Perspective from Gen Z yang dirilis oleh Jakpat pertengahan 2023 silam, sebanyak 36% dari 587 responden mengaku masih enggan membeli atau masih ingin menyewa properti dengan alasan belum siap secara finansial untuk membeli properti.
Alasan lain untuk menyewa yaitu karena harganya lebih murah (22%). Lokasi yang strategis (18%) serta adanya aturan mutasi kerja (11%) menjadi alasan lain yang membuat Gen Z berpikir bahwa menyewa properti lebih baik daripada membelinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, dari 355 responden yang tertarik menyewa properti, apartemen merupakan pilihan yang paling banyak yaitu lebih dari 30%. Selanjutnya disusul oleh kios atau toko, rumah tapak, ruko, lahan kosong, rumah+kantor, dan kondominium.
Lantas, dengan adanya tren menyewa properti seperti ini apakah akan menimbulkan dampak bagi para pengembang?
Merespons hal tersebut, CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda menuturkan bahwa para pengembang tidak akan berdampak signifikan dengan tren tersebut. Menurutnya, pengembang masih akan baik-baik saja selama ada investor.
"Kalau (properti) yang khusus disewakan, pengembang nggak terlalu tertarik. Yang beli biasanya investor. Dan investor yang menyewakan (propertinya)," kata Ali kepada detikcom.
Ia pun tak menampik kalau belakangan ini tren menyewa memang sedang meningkat. Terutama bagi generasi muda, baik Generasi Milenial maupun Gen Z.
"Tren menyewa sudah lama, tapi makin meningkat karena harga properti semakin tinggi. Dan minat Gen Milenial dan Z masih kecil untuk beli rumah," ungkapnya.
"Tren menyewa masih cukup tinggi, namun kesadaran Milenial dan Gen Z untuk beli rumah juga semakin tinggi," tambahnya.
Dari hasil survei yang sama, diketahui lokasi yang dinginkan oleh Gen Z untuk menyewa properti adalah lokasi yang strategis (61%), seperti dekat dengan pusat kota, pusat bisnis, maupun transportasi umum. Lokasi yang paling populer diminati Gen Z adalah Jabodetabek (32%), disusul oleh Jawa Barat (17%) khususnya daerah Kota Bandung, Sukabumi, Tasikmalaya, dan Karawang, serta Jawa Timur (16%) khususnya di Malang, Surabaya, dan Jember.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada 22-23 Mei 2023 dengan 1194 responden melalui aplikasi Jakpat. Adapun pekerjaan responden didominasi oleh pelajar (lebih dari 40%), pekerja (hampir 20%), disusul oleh freelancer, pengangguran, entrepreneur, dan ibu rumah tangga. Responden tersebut tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Pulau Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
(dna/dna)