Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) sudah menyalurkan Rp 10,247 triliun untuk 83.680 unit rumah per Jumat (14/6/2024). Dari total penyaluran tersebut, sebanyak 2.093 unit rumah senilai Rp 347,29 miliar untuk pembiayaan Tapera, sementara Rp 9,90 triliun untuk menyalurkan 81.587 unit rumah melalui dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Deputi Komisioner Bidang Pemanfaatan Dana BP Tapera, Sid Herdi Kusuma mengatakan pihaknya menargetkan penyaluran Tapera sekitar 8.000 unit untuk tahun 2024. Dari jumlah tersebut, nantinya akan dibagi per semester dan per kuartalnya.
"Alhamdulillahnya sampai kuartal pertama kemarin sesuai dengan yang direncanakan dan insyaallah di semester satu ini, di Juni akhir ini kita juga bisa mencapai realisasi sesuai dengan apa yang ditargetkan," katanya saat ditemui di Aston Bellevue usai acara Forwapera, Jumat (21/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sid menuturkan, untuk semester pertama 2024 ditargetkan penyaluran Tapera untuk 2.500 unit rumah dan sisanya akan disalurkan sepanjang semester kedua.
Terkait penyaluran dana untuk FLPP dan pembiayaan Tapera merupakan hal yang berbeda. Untuk penyaluran Tapera, target penyaluran ditargetkan oleh BP Tapera yang sebelumnya sudah disetujui oleh Komite Tapera. Sementara itu, untuk penyaluran melalui dana FLPP ditentukan oleh Kementerian PUPR dan Kementerian Keuangan.
Adapun, dana yang disalurkan untuk pembiayaan perumahan melalui Tapera dengan FLPP juga berbeda. Untuk penyaluran Tapera hanya dilakukan untuk peserta Tapera yang memenuhi syarat saja dengan menggunakan uang tabungan peserta, sedangkan penyaluran dana FLPP dapat digunakan untuk setiap masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang memenuhi syarat yang dananya berasal dari APBN.
"Beda (penyaluran Tapera dengan FLPP). Kalau yang FLPP itu target (penyaluran) kita 166 ribu, sekarang memang sudah melebihi target untuk quarter 1 dan tentunya semester 1 akan melebihi dari apa yang ditargetkan," ungkapnya.
Sebagai informasi, target penyaluran FLPP tahun 2024 jauh lebih kecil dibandingkan pada 2023 yang mencapai 229 ribu unit. Jika kuota FLPP sudah habis, bisa saja ditambah namun perlu persetujuan dari Kementerian Keuangan karena menggunakan APBN.
"Dari kami BP Tapera hanya bisa mengantisipasi kalau ada penambahan apakah bisa terserap. Ini kita sudah komunikasi dengan bank-bank penyalur, mereka melihat ada demand yang cukup tinggi, sediaan dari supply-nya juga ada, mereka optimistis jika ada penambahan (kuota) maka penambahan tersebut bisa diserap untuk tahun ini dalam waktu yang cukup singkat," tandasnya.
(abr/abr)