Dilansir dari South China Morning Post, harga tersebut 44% lebih rendah dibandingkan nilai properti yang diperkirakan memiliki nilai HK$ 800 juta. Rumah 2 lantai itu dijual pada Maret 2023 untuk memulihkan tagihan yang belum dibayar setelah disita oleh China Construction Bank pada November 2022.
Lokasi rumahnya cukup strategis yaitu di 10B Black's Link, terletak di dekat Klub Kriket Hong Kong dan salah satu jalur trekking favorit di sana.
![]() |
Rumah yang memiliki luas 5.171 kaki persegi atau 480 meter persegi tersebut dibeli oleh Sassicaia Company Limited. Kedua direktur perusahaan tersebut, yang terdaftar pada bulan April, merupakan pemegang paspor Singapura, Lim Choi Hwee, dan perusahaan yang terdaftar di Bermuda bernama Bartley Directors yang menggunakan agen di Hong Kong sebagai sekretaris perusahaannya.
Penjualan tersebut menunjukkan bahwa likuidator dan penerima mengalami kemajuan dalam upaya untuk mengungkap jaringan utang Evergrande dan pendirinya, Hui Ka Yan, saat menyelesaikan kewajiban yang diperkirakan berjumlah US$ 300 miliar atau Rp 4.885 triliun (kurs Rp 16.284) setelah likuidasi pengembang pada Januari 2024.
Kekayaan Hui, yang pernah jadi orang terkaya di China, harus menyusut lantaran perusahaan besutannya yaitu Evergrande terjerat dalam krisis utang yang dipicu oleh pembatasan pinjaman yang dilakukan pada tahun 2021. Hal itu menghambat pembiayaan bagi pengembang yang melanggar batas leverage bank sentral. Pengembang yang berbasis di Guangzhou ini gagal membayar obligasi luar negeri senilai US$ 20 miliar (Rp 325,6 triliun).
Hal tersebut membuat Evergrande, salah satu pengembang terbesar di China, harus bertekuk lutut. Perusahaan tersebut diperintahkan untuk dilikuidasi oleh pengadilan Hong Kong pada Januari 2024.
Pada Maret 2024, Komisi Regulasi Sekuritas China mendenda Evergrande sebesar 4,2 miliar Yuan atau Rp 9,4 triliun (kurs Rp 2.246) karena perusahaan tersebut telah 'memompa' penjualannya sebesar 564 miliar Yuan (Rp 1.266 triliun) pada tahun-tahun sebelum keruntuhannya.
Tak hanya itu, Komisi Regulasi Sekuritas China juga menjatuhkan denda 47 juta Yuan (Rp 105,5 miliar) dan larangan seumur hidup untuk mengakses pasar modal kepada pendiri perusahaan tersebut, Hui Ka Yan yang dikenal juga sebagai Xu Jiayin. Sementara itu, 6 eksekutif lainnya dan mantan eksekutif perusahaan tersebut masing-masing dikenakan denda antara 200.000 Yuan (Rp 449,1 juta) dan 15 juta Yuan (Rp 33,6 miliar).
(abr/zlf)