Malang betul nasib Evergrande. Nasib perusahaan properti China ini berbalik 180 derajat dalam 3 tahun: dari untung jadi buntung sebuntung-buntungnya.
Bagaimana tidak, pada 2020 lalu, Evergrande masih merasakan buah manis dari bisnisnya. Pada periode itu Evergrande dilaporkan membukukan laba bersih sebesar 8,1 miliar yuan. Bila dirupiahkan dengan kurs saat ini asumsi Rp 2.096 maka nilainya setara Rp 16,9 triliun.
Keadaan mulai berbalik pada tahun berikutnya. Dilaporkan Reuters, Evergrande mengalami kerugian gabungan bersih pada 2021 dan 2022 sebesar US$ 81 miliar atau setara Rp 1.215 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/dolar AS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dua laporan keuangan tahunan Evergrande sebelumnya, auditor Prism Hong Kong dan Shanghai belum mengeluarkan kesimpulan atas laporan ini, dengan alasan berbagai ketidakpastian terkait kelangsungan bisnis, termasuk arus kas masa depan.
Evergrande mengatakan kemampuannya untuk melanjutkan akan bergantung pada keberhasilan implementasi rencana restrukturisasi utang luar negeri, dan keberhasilan negosiasi dengan pemberi pinjaman lainnya mengenai perpanjangan pembayaran.
Kemudian pada 6 bulan pertama di tahun ini, Evergrande membukukan kerugian Januari-Juni adalah 33 miliar yuan atau US$ 4,53 miliar, setara Rp 67,95 triliun dibandingkan kerugian 66,4 miliar yuan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Itu bukan satu-satunya pil pahit yang harus ditelan Evergrande. Perusahaan juga mengalami gagal bayar utang yang diperkirakan mencapai US$ 330 miliar atau sekitar Rp 4.950 triliun. Gagal bayar utang Evergrande sudah terjadi sejak 2021.
Perusahaan juga sudah mengajukan perlindungan kebangkrutan bab 15 di pengadilan New York Amerika Serikat. Disebutkan, Evergrande adalah salah satu gambaran buruk krisis properti yang sedang terjadi di Negeri Tirai Bambu.
Perdagangan saham Evergrande baru dibuka hari ini setelah dihentikan selama 17 bulan. Perdagangan saham Evergrande sebelumnya digembok di bursa saham Hong Kong sejak 21 Maret 2022 atau sekitar 17 bulan lalu. Begitu dibuka pada Senin hari ini waktu setempat, saham Evergrande langsung tersungkur 87%.
Saham Evergrande kini bernilai 22 Hong Kong sen. Jauh bila dibandingkan dengan harga pada 18 Maret 2022 lalu sebelum dihentikan yaitu di angka 1,65 dolar Hong Kong.
Dimulainya kembali perdagangan terjadi ketika perusahaan membukukan kerugian sebesar 39,25 miliar yuan ($5,38 miliar) untuk enam bulan yang berakhir pada bulan Juni, kerugian yang lebih kecil dibandingkan dengan kerugian sebesar 86,17 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.
(zlf/zlf)