Sebagai negara tropis, material pelapis lantai perlu dapat menghalau panas sehingga pemilihannya harus selektif. Salah satu material pelapis lantai yang paling sering dijumpai di Indonesia adalah keramik. Sebenarnya seberapa efektif keramik menghalau panas di rumah?
Menanggapi hal ini, Ketua Asosiasi Industri Keramik Indonesia, Edy Suyanto, mengungkapkan penggunaan keramik pada bangunan efektif menghalau panas. Apalagi saat ini dunia tengah dihadapi gelombang panas, beruntungnya Indonesia pengecualian. Menurut laporan BMKG panas di Indonesia disebabkan posisi semu matahari berada dekat sekitar khatulistiwa.
"Ini (keramik) adalah produk pelapis lantai dan dinding yang terbaik untuk Indonesia, khususnya adalah negara tropis," kata Edy saat ditemui di acara pameran The Most Comprehensive Building Materials & Ceramic Industry Expo di Jakarta, Kamis (9/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hitung-hitungan Biaya Bongkar Rumah |
Menurutnya, sebagai negara tropis yang hanya memiliki dua musim yakni panas dan hujan, rumah di Indonesia perlu dilapisi dengan keramik karena paling efisien dari sisi pemakaiannya.
Berbeda halnya dengan negara di Eropa yang memiliki empat musim, mereka lebih banyak menggunakan material kayu dan karpet karena lebih cocok menyesuaikan dengan suhu panas dan dingin yang ekstrem di sana.
"Benua Amerika, Eropa, keramik itu bukan nomor satu. Nomor satu mereka adalah karpet dan kayu. Kenapa? Karena mereka ada empat musim," tambahnya.
Dari perbedaan musim ini, keramik lebih sesuai kebutuhan rumah di Indonesia dibanding kayu. Dia menambahkan permukaan keramik yang keras juga memberikan efek dingin.
"Dengan suhu tadi itu, paling tidak dengan kita menggunakan keramik, ini kan memberi nuansa dingin (pada bangunan)," ujarnya.
Penggunaan keramik pada rumah juga dinilai lebih higienis karena lebih mudah dibersihkan dan ramah lingkungan. Sementara itu, dari segi harga jual, keramik cukup terjangkau dan kualitasnya lebih tahan lama daripada material pelapis lainnya.
Sayangnya, saat ini produsen keramik lokal masih berjuang untuk bisa menarik pangsa pasar agar berpaling dari produk impor. Edy mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah meminta pemerintah memberlakukan anti-dumping.
Sebagai informasi, menurut Kementerian Keuangan, dumping terjadi apabila harga ekspor suatu barang ketika masuk ke suatu negara jadi lebih murah dari rata-rata harga pasar. Dengan anti-dumping harga dalam negeri dapat bersaing dengan barang impor.
"Kita ini meminta minimal itu dikenakan 100% (anti-dumping rate). Negara Amerika kita lihat produsen keramik terbesar di dunia namanya Mohawk itu ada di Amerika. Mereka aja tidak mampu bersaing dengan China. Sehingga pemerintah Amerika memberikan anti-dumping 200-400%. Nah kita minimal setengahnya dari negara maju dari Amerika," pungkasnya.
(aqi/abr)