Pengusaha keramik merasa lega setelah usainya masa pemilu. Dengan ditetapkannya presiden dan wakil presiden terpilih, para pelaku industri konstruksi sudah dapat kepastian dari segi kebijakan hingga pelaksanaan proyek.
Sekretaris Jenderal Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), Adi Surya T. mengucap syukur karena masa politik sudah berlalu. Menurutnya, hasil pemilu memberikan jaminan keamanan untuk industri konstruksi.
"Proses administrasi berkenegaraan selesai. Jadi artinya jaminan terhadap industri, jaminan terhadap negara lain yang berinvestasi, jaminan orang-orang yang akan merenovasi kantor, rumah, bangunan publik dan segala macam itu sudah ada," ujar Adi dalam jumpa pers di Cyber 2 Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (2/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demikian juga dengan kelanjutan Mega Proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang menurutnya harus terus didukung. Ia pun berharap jaminan keamanan tersebut melancarkan perkembangan ekonomi, terlebih pasca COVID-19 sempat melanda Indonesia selama hampir tiga tahun.
Adi menjelaskan sekarang pemerintah sudah menjamin keamanan di sektor konstruksi. Pemerintah sudah memutuskan beberapa kebijakan, di antaranya menetapkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), melindungi industri keramik, sehingga keramik lokal bisa berjaya di negeri sendiri.
"Kemudian kalau sekarang undang-undang arsitek sudah berjalan, kemudian sertifikasi dengan LSP-nya (Lembaga Sertifikasi Profesi) juga sudah mulai berjalan pula, sehingga kita bisa menunjukan diri bahwa kita punya profesi yang memang dilindungi oleh negara," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) Edy Suyanto mengatakan ketidakpastian dalam industri ini sudah hilang. Sebelumnya, kebanyakan pelaku industri mengambil sikap 'wait and see' terhadap hasil pemilu.
"Kita sudah melihat bahwa kita mendapatkan presiden dan wakil presiden terpilih. Dan begitu juga memberikan sebuah optimisme bahwa IKN akan berlanjut," katanya.
Menurut Edy, kepastian IKN dan sisi politik sudah jelas, sehingga para pengusaha keramik dapat mengejar target rata-rata konsumsi keramik sebesar 2,5 meter persegi per kapita. Ia juga menyebutkan pengusaha masih membutuhkan ekspansi tahap kedua untuk mencapai kapasitas baru 75 juta meter persegi.
(dhw/dna)