Tingkat keterisian atau okupansi kantor di Jakarta, khususnya kawasan Central Business District (CBD) diprediksi akan mengalami peningkatan sehingga tak lagi banyak ruang kosong alias diisi 'hantu'. Hal itu karena tidak adanya suplai kantor baru di 2024 sementara tingkat permintaan terus meningkat.
Menurut Laporan yang dikeluarkan oleh Cushman & Wakefield berjudul Marketbeat Jakarta CBD Office Q1 2024, total stok ruang kantor di CBD Jakarta masih 7,4 juta meter persegi (m2) hingga akhir Maret 2024. Selain itu, juga tidak ada proyek pembangunan kantor baru pada 2024 ini.
Pada kuartal I-2024, tidak banyak transaksi yang terjadi karena sedang masa pemilu. Beberapa sektor menyewa kantor di kawasan CBD Jakarta, di antaranya sektor Co-working space, institusi finansial, dan perusahaan ekspor-impor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat sekitar 36.000 m2 ruang yang terserap pada kuartal I-2024 yang 83%-nya terjadi di perkantoran Grade A. Dengan demikian, rata-rata tingkat keterisian kantor di CBD Jakarta sampai akhir Maret 2024 meningkat 2,7% YoY menjadi 73,5%.
Di sisi lain, harga sewa ruang kantor di CBD Jakarta mulai naik. Hingga akhir Maret 2024, rata-rata biaya sewa kantor sekitar Rp 166.800 per meter persegi per bulan atau naik sekitar 4,5% YoY.
Tak hanya itu, biaya layanan atau service charges juga mengalami kenaikan harga. Pada kuartal I-2024 ini, service charges meningkat 2,2% YoY atau menjadi Rp 93.400 per meter persegi per bulan.
Menurut laporan tersebut, dengan pemilu yang berjalan dengan lancar diperkirakan akan ada peningkatan performa ekonomi pada kuartal selanjutnya. Hal ini bisa mempertahankan permintaan ruang kantor yang saat ini sedang meningkan. Bahkan, tingkat keterisian kantor juga diprediksi meningkat karena tidak ada tambahan ruang kantor pada tahun ini.
(abr/abr)