Antisipasi Konflik Timur Tengah, Pengamat Properti Imbau Segera Beli Rumah

Antisipasi Konflik Timur Tengah, Pengamat Properti Imbau Segera Beli Rumah

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Kamis, 18 Apr 2024 14:44 WIB
Para pencari hunian nampaknya masih menjadikan landed house atau rumah tapak sebagai pilihan favorit di 2019 ini.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Konflik antara Iran dan Israel yang berlangsung belum lama ini sempat menyebabkan nilai tukar Dolar AS menembus Rp 16.200. Hal ini menimbulkan ketidakpastian yang dapat membuat harga bahan bangunan dan properti melambung jika perang terus berlanjut.

Konsultan Properti Anton Sitorus mengatakan kondisi tersebut merupakan faktor eksternal yang tidak dapat diprediksi, sebagaimana perkara geopolitik dan bencana alam. Maka, konsumen maupun pengembang diimbau untuk melakukan langkah-langkah antisipasi menghadapi kenaikan harga rumah.

"Misalnya pembelinya itu memiliki urgensi yang sangat tinggi, kalau melihat kondisi seperti ini mungkin sebaiknya dia harus buru-buru (beli properti) sebelum harganya naik beneran," ujar Anton kepada detikcom, Rabu (17/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, apabila kebutuhan pembeli belum terlalu urgent, masih bisa ditunda dan melihat-lihat situasi dan kondisi akan seperti apa ke depannya. Konsumen perlu membaca situasi dan menyikapi kondisi dengan strategi khusus untuk menghadapi kondisi perang jika masih terjadi.

"Kondisi perang (dan) kondisi bencana alam istilahnya kan force majeure yang nggak ada yang bisa dilakukan. Dia membeli mesti lebih pintar-pintar dalam strategi terkait urgensi dari kebutuhannya dia sendiri," katanya.

ADVERTISEMENT

Terpisah, Joko Suranto, Ketua Umum DPP REI yang juga CEO Buana Kassiti konflik tersebut kalau berkelanjutan bisa menyebabkan dampak tidak langsung dari kenaikan harga minyak dunia. Selanjutnya, dapat berdampak pada biaya produksi bahan bangunan, terutama 185 industri pendukung sektor properti.

"Kalau barangnya sudah jadi, ketika itu menggunakan alat transportasi yang jauh, maka biaya transportasinya itu akan naik, otomatis itu akan memberi dorongan untuk terjadinya kenaikan bahan-bahan di industri rumah," ucap Joko.

Adapun bahan bangunan yang berpotensi untuk cenderung naik ada pada industri berupa pabrik. Sebab, industri tersebut banyak bergantung pada bahan bakar, listrik, dan komponen lain yang rentan mahal akibat kondisi perang.

Bahan-bahan tersebut antara lain kaca, besi, cat, baja ringan, dan lainnya. Sementara bahan dari sumber daya alam tidak begitu terpengaruh, kecuali ada kenaikan biaya transportasi untuk barang-barang itu sampai ke lokasi proyek.

Oleh karena itu, Joko menyebutkan saat ini waktu untuk segera membeli rumah sebagai antisipasi kenaikan harga apabila perang masih berlangsung lama. Terlebih lagi, kini konsumen didukung dengan adanya subsidi bantuan biaya administrasi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP).

Buat kamu yang pengen upgrade rumah biar lebih pintar dengan perangkat smart door lock hingga CCTV gratis, yuk ikutan Program detikProperti Upgrade Rumah Kamu Jadi Lebih Pintar. Buat yang beruntung, bakal dapet 6 device smarthome gratis!

Baca info lengkapnya di sini.




(dhw/dhw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads