Colliers Indonesia, penyedia jasa properti komersial melihat momen Lebaran tahun ini berhasil mendongkrak minat masyarakat mengunjungi mal terutama di daerah Jakarta. Ditambah saat ini masyarakat ramai mengincar ruang berkumpul yang biasa tersedia di mal.
"Pusat perbelanjaan itu memulai fase yang normal. Orang cari pengalaman, tempat berinteraksi dengan orang lain sudah mulai marak dibuktikan dengan jumlah traffic yang masuk terutama akhir pekan, sudah melampaui pencapaian tahun sebelumnya," kata Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto dalam acara Colliers Media Briefing Q1, dikutip pada Sabtu (6/4/2024).
Meski demikian, Ferry memprediksi setelah Lebaran, kondisinya justru sebaliknya. Mereka meminta kepada operator mal pandai-pandai mengatur strategi agar tingkat kunjungan tetap stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 2024 sampai Lebaran nanti ritel akan bergairah lagi marketnya. Tetapi setelah Lebaran harus diperhatikan lagi bagi para operator mal karena setelah lebaran untuk mencari dorongan agar mal bisa bergairah lagi pasti akan banyak tantangan. Mal harus memastikan ada pembeda untuk menarik banyak pengunjung," ujarnya.
Dalam sektor retail mal dibagi ke dalam beberapa kelas yakni premium, menengah atas, menengah, dan bawah. Kelas mal yang akan mengalami penurunan pengunjung biasanya adalah mal kelas menengah ke bawah.
"Mal di kelas menengah biasanya tidak agresif meningkatkan mal mereka. Dari sisi fisiknya ataupun bagaimana memilih tenant (penyewa) yang tepat. Biasanya diisi oleh produk-produk lokal," jelasnya.
Berbeda dengan mal kelas menengah ke atas hingga premium, mereka aktif meningkatkan bentuk fisik dan mengevaluasi tenant-tenant agar dapat menarik pengunjung setiap harinya. Salah satu caranya adalah memiliki supermarket di dalamnya.
Selain itu, penyewa yang menawarkan produk di sektor F&B (restoran), elektronik, perlengkapan rumah tangga juga faktor pendorong tingkat pengunjung pada suatu mal.
Berdasarkan pantauan Colliers Indonesia, sebaran mal-mal di kawasan CBD (pusat bisnis) sendiri terdiri dari kelas menengah atas. Sementara di luar CBD didominasi oleh mal menengah ke bawah.
Di tengah persaingan menaikkan jumlah pengunjung, Colliers Indonesia mengungkapkan biaya sewa mal belum ada kenaikan. Padahal pendapatan mal biasanya masih dikontribusi oleh pendapatan sewa.
Pada kuartal pertama tahun 2024, rata-rata tarif sewa kios mal di Jakarta adalah Rp 563.428, masih relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya.
Kontribusi mal baru yang mampu menarik penyewa dan pengunjung, telah menghasilkan rata-rata sewa sebesar Rp 390.677 di wilayah Jabodetabek, menunjukkan sedikit kenaikan dibandingkan kuartal 4 di tahun 2023.
"Tarif dasar sewa masih ada penyesuaian sampai akhir tahun 2024 karena beberapa mal masih agresif untuk meningkatkan traffic dan mendapatkan tenant baru yang bisa menarik massa," ungkapnya.
(aqi/abr)