Prospek Pasar Apartemen Dinilai Lesu Meski Ada PPN DTP, Kok Bisa?

Prospek Pasar Apartemen Dinilai Lesu Meski Ada PPN DTP, Kok Bisa?

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Sabtu, 06 Apr 2024 12:45 WIB
Apartemen dengan fasilitas kolam renang dan taman bermain berlatar belakang pemukiman padat penduduk di Season City, Jakarta Barat, Senin (8/7). Mahal dan terbatasnya lahan pemukiman serta tingkat kebutuhan primer terhadap hunian terutama yang terletak di pusat kota atau dekat kawasan bisnis yang kian terbatas, membuat pemukiman vertikal jadi incaran terutama oleh kaum Urban. File/detikFoto.
Ilustrasi apartemen di tengah kota. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Colliers Indonesia, penyedia jasa properti komersial menyebutkan pengembang sudah mulai percaya diri untuk merilis proyek-proyek properti baru pada 2024. Namun, berdasarkan data kuartal pertama tahun ini dari Januari hingga Maret sektor properti apartemen belum membuahkan hasil sesuai harapan.

Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengatakan sektor apartemen masih banyak tantangan di tahun ini. Bahkan stimulus dari pemerintah berupa insentif PPN DTP belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh pengembang.

"Kita harus realistis melihat pasar saat ini. Mungkin tahun ini akan lebih baik tetapi tidak akan sepesat itu," katanya dalam acara Colliers Media Briefing Q1, dikutip pada Sabtu (6/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah tingkat pembelian yang belum meningkat pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini dikarenakan konsumen masih menunggu dan melihat kondisi pasar. Tren pasar saat ini pun menunjukkan konsumen lebih memilih membeli apartemen yang siap huni daripada yang baru akan dibangun.

Salah satu pendorong tren ini adalah adanya insentif PPN DTP yang diberikan pemerintah. Insentif ini hanya berlaku pada hunian yang siap huni atau hampir selesai pembangunannya sehingga Berita Acara Serah Terima bisa dilakukan segera antara pengembang dan konsumen.

ADVERTISEMENT

Jika membeli apartemen yang baru akan dibangun otomatis mereka tidak bisa mendapatkan PPN DTP tersebut dan unit tersebut tidak bisa langsung ditempati.

"Di Q1 lambat karena konsumen sendiri masih menunggu. Kalau kita lihat insentif PPN DTP yang diberikan, kalau dari laporan pengembang yang membangun rumah, pasar sudah naik dengan insentif ini. Tapi kalau untuk apartemen tidak banyak yang memaksimalkan kesempatan ini," ungkap Ferry.

Pergeseran tren pasar ini hanya terjadi pada sektor apartemen, sementara untuk sektor rumah tapak justru terbantu dengan adanya insentif PPN DTP tersebut. Colliers Indonesia berharap PMK PPN DTP dapat disosialisasikan lebih merata diantara pengembang apartemen.

Di sisi lain, Ferry mengatakan sektor apartemen saat ini dari sisi supply atau penyediaan unit terlihat positif karena pengembang percaya diri untuk mulai menambah proyek hunian. Nantinya di kawasan CBD akan ada proyek baru yang kebanyakan tersebar di Jakarta Selatan.

Proyek baru di kawasan CBD (pusat bisnis) bernama Sudirman Two yang dikembangkan oleh Mitsubishi Estate pada kuartal pertama atau Q1 tahun 2024 akan meluncurkan 355 unit. Lalu dua proyek di Non-CBD, yaitu Pluit Seaview (Ibiza Tower) di Jakarta Utara dan Cleon Park di Jakarta Timur dengan total 838 unit telah rampung.

Jumlah total apartemen yang ada di Jakarta sendiri saat ini berjumlah 226.815 unit, secara triwulanan ada peningkatan sebesar 0,37% dan peningkatan tahunan sebesar 1,34%. Colliers Indonesia mengantisipasi pembangunan apartemen 9.317 unit lainnya pada 2026, dengan 4.516 unit dijadwalkan selesai pada sisa triwulan tahun 2024, lalu 3.956 unit pada tahun 2025, dan 845 unit pada tahun 2026.

"Dari sisi penyerapan, ada data dari tahun 2016 sampai 2024. Tahun lalu itu yang terserap kurang lebih hampir sama. Angka di 2023 masih sama pada masa pandemi sekitar 1.300-an unit per tahun. Sementara kuartal pertama ini masih 139 unit. Untuk mencapai angka seperti 3 tahun lalu sekitar 1.300an maka progress saat ini masih sekitar 10 persen," jelas Ferry.

Harga penjualan apartemen masih stabil tidak ada kenaikan yakni sekitar Rp 35,6 juta per meter persegi. Jika membeli unit apartemen yang siap huni maka akan mendapat insentif PPN DTP juga.

"Kalau memang mau memanfaatkan 11 persen sebelum tahun 2025 karena tahun depan bebannya akan lebih berat lagi jadi 12 persen dan belum tentu diskon lagi. Maka harus memanfaatkan timing tahun ini," pungkasnya.




(aqi/aqi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads