Gereja di New Mexico memiliki tangga unik penuh misteri yang belum terungkap hingga saat ini. Nama gereja tersebut adalah Kapel St. Loretto.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kapel adalah gereja kecil. Kapel St. Loretto dibangun oleh Spanyol antara 1640 atau 1642. Gereja kecil ini dibangun oleh arsitek Perancis Antoine Mouly yang juga membangun Basilika Katedral St. Fransiskus dari Assisi.
Antoine Mouly merancang Kapel St. Loretto dengan konsep gotik dengan arsitektur terinspirasi dari Kapel pribadi Gothic Raja Louis IX tahun 1246 Sainte Chapelle di Paris. Di mana seluruh jendela dan kaca timah patri di Gereja itu diimpor dari Prancis dan batunya berasal dari Cerro, Colorado masih di kawasan sekitar Gereja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semula kapel ini disebut dengan Kapel Our Lady of Light tetapi setelah itu diganti menjadi Kapel St. Loretto. Pembangunan gereja ini selesai pada 1873-1878 dengan biaya sebesar US$ 30,000 atau sekarang setara dengan Rp 474 juta (kurs Rp 15.815) dari sumbangan dan uang pribadi pengurus.
Pembangunan Kapel St. Loretto sempat terhenti karena kematian dari arsitek tersebut yakni Antoine Mouly. Para biara yang mengunjungi kapel tersebut setelah kematiannya menyadari bahwa di dalam Gereja itu tidak memiliki tangga menuju tempat paduan suara di area balkon atas.
![]() |
Permasalahan muncul karena tidak ada seorang pun ahli bangunan yang sanggup untuk membuat tangga mengarah ke tempat paduan suara itu karena sempit.
Namun, arsiteknya meninggal sebelum membangun akses ke loteng paduan suara. Karena terbatasnya ruang, mereka menyimpulkan bahwa tangga memakan terlalu banyak ruang, sehingga meminimalkan tempat duduk.
Menurut situs resmi Kapel Loretto, biarawati kemudian memulai novena sembilan hari kepada Santo Pelindung Yosef. Santo ini adalah sebutan kepada seseorang yang telah terbukti menjalani hidup dengan kebajikan yang heroik, atau disebut juga suci (kudus) dalam Agama Kristen.
Kala itu, muncul seorang pria yang tengah mencari pekerjaan. Dia datang dengan membawa keledai, palu, dan kotak tukang kayu.
"Pria tersebut hanya menggunakan "perkakas sederhana dan pasak kayu. Kayu langka ini bukan kayu asli Amerika Barat Daya" Mereka tahu dia menggunakan sejenis kayu cemara, tapi tidak ada yang tahu dari mana asalnya atau bagaimana tukang kayu mendapatkannya," tulis situs resmi Kapel Loretto seperti yang dikutip pada Sabtu (23/3/2024).
Pria tersebut menyanggupi untuk membuat tangga di dalam Kapel St. Loretto tetapi dengan syarat. Dia meminta tidak ada yang melihatnya bekerja dan membiarkannya sendiri.
Setelah pengerjaan selama 3 bulan, tangga spiral tersebut selesai dibuat. Begitu dia menyelesaikannya, pria tersebut menghilang tanpa meminta bayaran atau ucapan terima kasih. Bahkan tidak ada yang melihatnya pergi dari kapel tersebut.
Salah satu biarawati ada yang menghubungi toko kayu di daerah tersebut, namun tidak ada riwayat pembelian kayu tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan kayu tersebut sebenarnya dari pohon yang telah punah pada masanya.
Selain sang pembuat tangga yang misterius, desain tangga spiral ini pun menghebohkan dunia karena dibuat dengan jenius.
Tangga spiral setinggi 6,6 meter itu memiliki dua putaran 360 derajat tanpa tiang tengah sebagai penyangga struktural. Seluruh beban tangga bertumpu pada anak tangga paling bawah.
![]() |
Pihak Kapel St. Loretto menambahkan pegangan tangga untuk mempermudah saat menaikinya. Pada pertengahan abad ke-20 juga penahan di bagian luar yang menghubungkan tangga dengan pilar dinding agar tahan dari getaran setiap kendaraan lewat.
"Sayangnya, alih-alih memperkuat struktur tangga, penahan modern malah merusak sisi-sisinya. Bagian bawah tangga awalnya terbuka, sekarang diisi dengan campuran bulu kuda dan kapur yang dicat agar terlihat seperti kayu," ungkap situs Cruch Pop.
(aqi/abr)