Lagi-lagi raksasa properti China alami kebangkrutan. Perusahaan bernama Vanke ini tengah mengalami carut marut kondisi keuangan.
Begini profil Vanke
Mengutip CNN, Rabu (13/3/2024), Vanke adalah perusahaan properti kedua terbesar di China berdasarkan angka penjualan pada tahun lalu. Perusahaan yang didirikan pada 40 tahun lalu ini terpukul karena permintaan apartemen dan anjloknya harga rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vanke didirikan pada 1984 oleh pengusaha China bernama Wang Shi yang juga kerap disebut Godfather properti China.
Kondisi yang dialami Vanke itu membuat pemerintah mendorong bank untuk membantu perusahaan dengan cara bail out. Ada sebanyak 12 bank besar di China yang diminta untuk melakukan hal ini.
Saham Vanke di Hong Kong dan Shenzen naik pada Selasa menyusul laporan potensi pembiayaan baru ini. Di bursa Hong Kong, saham Vanke naik 10,3%, sementara Shenzhen melaporkan saham Vanke ditutup naik 5,7%. Meski begitu, pergerakan saham Vanke masih ada di zona negatif.
Dilihat dari peringkat utang, lembaga Moody memangkas peringkat utang perusahaan ini menjadi Ba1, yang mana sering disebut rating 'sampah'. Itu artinya, perusahaann perlu menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dari surat utang untuk menebus risiko default pembayaran surat utang tersebut.
(zlf/dna)