Wilayah Subang dan Jawa Tengah (Jateng) tengah dilirik banyak investor di bidang industri. Saat ini, kedua wilayah tersebut tengah mempersiapkan diri untuk berkompetisi dengan kawasan industri Jabodetabek.
Lagi banyak dilirik oleh investor, kira-kira berapa ya harga lahan di Subang, Jawa Barat?
Menurut Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat, pada 2022, secara umum harga lahan industri di Subang sekitar Rp 1,8-1,9 juta per meter persegi (m2). Harga tersebut stabil sejak tahun sebelumnya meskipun ada kecenderungan mengalami penyesuaian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk Subang, secara umum, harga lahan industri di Subang berkisar Rp 1,8 - 1,9 juta per meter persegi (2022). Harga relatif stabil dari tahun sebelumnya, meski ada kecendrungan akan ada penyesuaian harga. Namun, kisaran harga umumnya dapat dinegosiasikan lebih lanjut dalam permintaan luasan lahan yang besar," tuturnya kepada detikcom, Kamis (7/3/2024).
Sementara itu, harga lahan industri di Jawa Tengah, relatif sama dengan Subang. Namun, variasi harganya jauh lebih luas.
Syarifah juga mengungkapkan beberapa alasan kawasan tersebut diprediksi dapat berkompetisi dengan kawasan industri di Jabodetabek, salah satunya terkait kesiapan infrastruktur dan upah pekerja yang masih kompetitif.
Sementara itu, menurut Director Strategis Consultancy Knight Frank Indonesia, Sindiani S. Adinata, aksesibilitas dan kemudahan akses baik ke pelabuhan maupun jalan tol menjadi alasan Subang dan Jawa Tengah banyak dilirik investor di bidang industri.
"Ini yang menjadi demand preference yang utama. Kalau di Subang, kita tahu akan ada akses Tol Patimban lalu ada juga Pelabuhan Patimban, jadi itu juga akan menjadi katalis berkembangnya suatu kawasan industri," ungkapnya dalam konferensi pers Jakarta Property Highlight H2 2023 secara daring, Kamis (7/3/2024).
"Untuk Jawa Tengah dari segi akses tol itu juga menjadi suatu preferensi untuk occupier di samping juga labor cost yang di Jawa Tengah tentunya jika dibandingkan dengan Jabodetabek itu masih lebih kompetitif, jadi itu menjadi salah satu pertimbangan manufacturing investor di dalam melakukan investasi di sektor manufacture," sambungnya.
(abr/zlf)