Masih Ingat Bata dan Genteng Berbahan Lumpur Lapindo Ini?

Masih Ingat Bata dan Genteng Berbahan Lumpur Lapindo Ini?

Dana Aditiasari - detikProperti
Minggu, 18 Feb 2024 14:59 WIB
Genteng dari Lumpur Lapindo
Genteng dari Lumpur Lapindo. Foto: Michael Agustinus/detikcom
Jakarta -

Sudah 18 Tahun lamanya lumpur Lapindo, atau yang kini lebih sering disebut lumpur Sidoarjo menyembur. Dalam catatan detikJatim, semburan Lumpur Lapindo terjadi di Kelurahan Siring, Kecamatan Porong, Sidoarjo pada 29 Mei 2006. Peristiwa itu menyisakan kesedihan mendalam bagi warga yang terusir dari desanya.

Dampak semburan Lumpur Lapindo, ribuan warga dari belasan desa di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin terpaksa meninggalkan desa.

Pemerintah bukannya tinggal diam terkait semburan lumpur yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti menyembur itu. Berbagai upaya pernah dilakukan, dari mulai menyumbat sumber semburan hingga mencari cara memanfaatkan lumpur yang keluar agar memiliki nilai ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satunya seperti yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pemukiman dan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan menciptakan batu bata dan genteng dari Lumpur Lapindo.

detikcom pernah berkesampatan menyambangi stan Puslitbang Pemukiman dan Perumahan Kementerian PUPR, di Hall B JCC Senayan, dalam acara Indonesia Infrastructure Week pada 2015 silam. Batu bata dari Lumpur Lapindo yang dipamerkan dalam acara tersebut terpantau sedikit lebih berat dan lebih padat dibanding batu bata pada umumnya. Warnanya oranye kehitam-hitaman, tidak semulus batu bata biasa.

ADVERTISEMENT

Sedangkan genteng dari Lumpur Lapindo nyaris tak berbeda dengan genteng pada umumnya. Permukaannya halus, padat, dan ringan seperti genteng tanah liat.

Saat berbincang dengan detikcom kala itu, Staf Puslitbang Pemukiman dan Perumahan Kementerian PUPR, Nurul menjelaskan, pembuatan batu bata dan genteng dari Lumpur Lapindo ini tak sulit.

"Untuk pembuatan batu bata ini, lumpurnya dicampur fliyash dari limbah batubara yang mengandung silica," kata Nurul dalam sebuah wawancara yang pernah dipublikasikan di detikFinance, Rabu (4/11/2015) silam.

Nurul mengungkapkan, saat ini produksi batu bata dan genteng dari Lumpur Lapindo masih pilot project, belum sampai tahap produksi massal. Program pembuatan genteng dan bata dari lumpur ini akan dilanjutkan oleh pemerintah daerah setempat.

Namun, pembuatan genteng dan bata dari Lumpur Lapindo ini terkendala oleh perizinan untuk mengambil lumpur yang tidak jelas. Padahal, limbah lumpur bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam produk, bahkan bisa untuk bahan baku semen.

Bila lumpur Lapindo ini bisa diperoleh dengan harga murah atau bahkan gratis, otomatis harga genteng dan batu bata yang dihasilkan bisa murah.

"Daripada limbah lumpur tidak dimanfaatkan, buat semen juga bisa. Tapi sekarang izin ambil lumpurnya masih sulit," tutup Nurul.

(dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads