Viral kandang domba di Banjarnegara dibangun seperti rumah dua lantai. Lantai dan dindingnya dilapisi granit dan stainless. Diketahui biaya pembangunan mencapai Rp 500 juta.
Luas bangunan kandang domba milik Defit Susanto adalah 11 x 6 meter. Di dalamnya terdapat 3 kandang domba yang disebar di kanan dan kiri yang menampung 50 ekor domba.
Terdapat dua kandang panjang di sisi bangunan dengan sekat dari stainless untuk membagi areanya menjadi dua. Ada pula satu kandang kecil untuk tempat bayi domba di samping pintu sebelah kanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bingkai kandang, lantai, dan dinding kandang dilapisi granit. Lalu pada bagian rongga terbuat dari stainless. Tempat makan domba dibuat setinggi bahu manusia, sehingga memudahkan Defit untuk mengecek saat mereka makan.
"Stainless untuk jeruji depan. Keramik di bagian depan, makanan, dan tembok kandangnya," sebut Defit Susanto saat dihubungi oleh Tim detikProperti pada Rabu (31/01/2024).
![]() |
Pada bagian tengah terdapat meja keramik. Di atas meja juga terpajang piala kemenangan Defit ketika mengikuti lomba kontes domba.
Selain kandang dan meja, ada pula kamar mandi dan 2 jendela yang dijadikan akses masuk domba.
Untuk pencahayaan di dalam rumah hanya mengandalkan dari lampu bohlam. Defit mengatakan dia memang jarang menjemur dan membawa keluar hewan peliharaannya untuk menjaga kualitas bulu domba tersebut.
"Domba Batur sendiri identik dengan kecantikan bulunya. Kalau temboknya udah pakai granit jerujinya pakai stainless, bulunya ga rontok. Keluar masuk makanan juga aman ga rontok. Tapi kadang orang salah penilaian, domba kok kandangnya sebagus itu. Padahal menjaga kualitas (dombanya)," jelas pria berusia 36 tahun tersebut.
Di ujung ruangan terdapat tangga menuju lantai dua. Sayangnya lantai 2 ini memang belum selesai dibangun. Rencananya akan dibuat sebuah penginapan untuk pembelinya yang berasal dari luar daerah. Dia juga tidak akan membebankan biaya sewa kepada mereka.
"Kalau lantai dua rencananya karena kita sering ada tamu dari luar kota, jauh-jauh, nah daripada mereka ribet cari penginapan. Kita apa adanya sediakan kamar gitu. Kalau cari homestay kan kasihan sudah jauh-jauh," tuturnya.
![]() |
Pada lantai dua ini akan terdiri dari dua kamar, ruang tamu, dan dapur. Progres hingga hari ini, pintu setiap kamar telah selesai dipasang, tetapi belum diplester, dipasang keramik, tidak ada jendela dan plafon.
Meski bagian atas akan dihuni nantinya, Defit tidak khawatir jika nanti penghuni lantai 2 berisik karena suara tidak akan sampai ke kandang dombanya. Selain itu, dombanya juga tidak begitu sensitif terhadap suara.
"Kalau di atas ada suara nggak sampai bawah. Terus di kandang pun kita ada taruh speaker. Kadang kita duduk sama temen-temen nongkrong di kandang sambil musikan. Jadi udah terbiasa dengan suara. Jadi dombanya saat ada ribut-ribut dia ga takut," terang Defit.
Selama mengelola bisnisnya, Defit bekerja sendirian mulai dari memberi makan, memandikan, hingga mencukur bulu. Untuk pakan dombanya dia membelinya per bulan dengan biaya Rp 500.000.
"Cuma pakan aja, kalau vitamin jarang. Paling obat cacing 6 bulan sekali," ungkap Defit.
Saat bersih-bersih kandang, dombanya akan tetap di dalam. Sebab kandang tersebut sudah dilengkapi dengan aliran air dan irigasi sehingga kotoran mudah untuk dibersihkan. Pemakaian granit pada dinding kandang juga membuat pembersihannya lebih cepat tidak lebih dari 30 menit.
Sementara itu, kandang domba ini dibangun selama 10 bulan dan baru selesai 2 bulan yang lalu. Sebelumnya dia telah memiliki kandang keramik juga tetapi ukurannya hanya 7 meter.
"Sebenarnya (kandang lama) sudah kandang keramik. Cuma ukuran 7 meter. Soalnya saya dari dulu sudah menghobi. Sebisa mungkin kita duduk di kandang juga. Buat orangnya nyaman. Buat tamu-tamu pendatang nyaman," katanya.
(zlf/zlf)