Alasan Warga Jepang Ogah Beli Rumah Akiya yang Banyak Diminati WNA

Alasan Warga Jepang Ogah Beli Rumah Akiya yang Banyak Diminati WNA

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Jumat, 26 Jan 2024 18:00 WIB
Akiya Bertebaran di Jepang
Ilustrasi Akiya Foto: Denny Pratama/detikcom
Jakarta -

Di wilayah pedesaan Jepang ada jutaan rumah terbengkalai atau akiya. Banyaknya rumah terbengkalai di sana membuatnya dijual dengan harga murah.

Berdasarkan survei perumahan dan lahan di Jepang pada tahun 2018, terdapat 8,5 juta rumah terbengkalai atau akiya di pedesaan Jepang. Sementara itu, Nomura Research Institute atau NRI memperkirakan ada hampir 11 juta akiya di Jepang. Lembaga tersebut memprediksi akiya akan melebihi 30% rumah di Jepang pada 2033.

Hal ini menyebabkan banyaknya orang asing yang membeli akiya. Contohnya seperti pasangan suami istri asal Inggris, Jaya Thursfield dan Chihiro yang membeli akiya seharga US$ 30.000 atau Rp 475 juta (kurs Rp 15.800) di Ibaraki, Jepang. Pasangan tersebut masih mengeluarkan biaya lagi sebesar US$ 150.000 atau Rp 2,3 miliar untuk renovasi. Walau demikian, menurut mereka biaya tersebut masih jauh lebih terjangkau dibanding membeli rumah di London.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh lainnya yaitu Take Kurosawa dan Joey Stockermans yang membeli akiya US$ 42.000 atau Rp 665,1 juta pada Juni 2023. Alasan dibelinya akiya karena mereka tidak bisa membeli rumah di Amerika Utara. Mereka berdua berencana untuk menggunakan akiya sebagai rumah liburan dan akan disewakan.

Banyaknya orang asing yang membeli akiya ternyata tidak banyak perubahan terhadap perspektif akiya untuk warga lokal.

ADVERTISEMENT

Hal itu diutarakan oleh seorang mahasiswa S3 dari School of Anthropology and Museum Etnography di Oxford University, Natasha Durie yang sedang melakukan kerja lapangan di Gifu, Jepang.

"Banyak orang yang saya ajak bicara yang berasal dari daerah ini dan tumbuh besar di sini. Dan menurut saya, banyak dari mereka bahkan tidak begitu tahu tentang minat orang asing terhadap Akiya. Mereka cukup terkejut," tuturnya dikutip dari Business Insider, Jumat (26/1/2024).

Akiya memang banyak diminati oleh orang asing, namun ternyata tidak banyak warga Jepang yang berminat untuk membeli akiya. Menurut Kepala Ekonom di Nomura Research Institute Richard Koo, orang-orang Jepang lebih memilih untuk membangun rumah baru dibanding beli rumah second. Sebab, tidak ada budaya renovasi yang kuat di Jepang.

Tak hanya itu, keamanan struktur juga menjadi perhatian utama bagi masyarakat Jepang. Kebanyakan akiya dibangun sebelum amandemen Undang-undang Standar Bangunan tahun 1981 yang mensyaratkan ketahanan gempa yang lebih baik.

Seorang Profesor di departemen studi Jepang di National University of Singapore, Chris McMorran menambahkan, sebagian besar anak muda di Jepang tidak ingin tinggal di pedesaan. Selain karena peluangnya terbatas, akiya sendiri merupakan penghalang yang sangat besar.

"Fakta bahwa ada begitu banyak rumah kosong merupakan 'kerusakan' pada lanskap dan merupakan penghalang lebih lanjut karena masyarakat tidak ingin tinggal di desa yang dikelilingi oleh 'rumah hantu'," tutur McMorran.




(abr/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads