Gelombang pengungsi Rohingya kembali berdatangan ke Indonesia melalui desa-desa pesisir pantai di Provinsi Aceh. Para imigran asal Myanmar ini tercatat tak hanya mengungsi ke Indonesia, tetapi juga negara-negara tetangga lainnya, seperti Malaysia dan Bangladesh.
Di Bangladesh, para pengungsi Rohingya ditampung di kamp pengungsian Cox's Bazar. Namun, akibat meningkatnya konflik di kamp tersebut, para pengungsi Rohingya direlokasi secara sepihak ke sebuah pulau terpencil bernama Bhasan Char.
Bhasan Char merupakan sebuah pulau yang terletak di Teluk Benggala berjarak 60 km dari daratan utama Bangladesh. Pulau datar dan tak berbentuk ini muncul dari laut pada tahun 2006 akibat adanya penumpukan sedimen di muara Sungai Meghna, Bangladesh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pulau Terpencil Berfasilitas Lengkap untuk Warga Rohingya
Melansir The Business Standard, Kamis (14/12/2023), Bhasan Char sudah dijadikan tempat tinggal bagi para pengungsi Rohingya. Sebuah kota baru di pulau tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti rumah, panel surya, sistem pengelolaan limbah, pusat siklon, dan jaringan telepon seluler.
Sumber listrik di pulau ini sebagian besar berasal dari sistem tenaga surya yang dipasang di setiap atap bangunan, termasuk 120 pusat penampungan topan. Bangunan-bangunan tersebut memiliki sekitar 52.000 lampu. Sekitar 1.000 lampu jalan bertenaga surya menerangi jalan-jalan di pulau ini pada malam hari.
Kolam-kolam seluas 507,3 meter persegi akan digunakan sebagai sumber air alternatif. Selain itu, ada juga fasilitas penampungan air hujan di semua rumah cluster.
Lebih jauh, pulau tersebut juga memiliki dua sekolah, satu masjid, dua rumah sakit dengan kapasitas 40 ranjang, dan dua klinik komunitas.
Berdasarkan laporan dari Reuters yang dimutakhirkan sampai tahun 2018, blok-blok raksasa dengan total 1.440 bangunan didirikan di pulau terpencil tersebut. Setiap blok raksasa ini terdiri atas 12 bangunan.
Rencananya, setiap bangunan mampu menampung 16 keluarga dengan dapur dan kamar mandi bersama. Setiap unit rumah memiliki kamar berukuran sekitar 3,7 x 4,3 meter.
Setiap keluarga, yang terdiri dari empat orang, akan mendapatkan satu kamar untuk ditinggali. Jadi, satu bangunan akan menampung 64 orang. Jika dikalkulasikan, setiap blok mampu menampung sebanyak 768 orang.
Setiap orang akan memiliki rata-rata 3,6 meter persegi sebagai ruang tamunya. Standar minimum darurat PBB adalah 3,5 meter persegi per orang. Ada empat tempat tidur yang terbuat dari baja, kipas angin di langit-langit dan lampu di setiap kamar.
Setiap 16 keluarga harus berbagi dua dapur dengan delapan kompor untuk masing-masing keluarga. Ada total enam toilet dan empat kamar mandi di setiap bangunan. Selain itu, ada empat gudang untuk menyimpan makanan dan barang-barang lainnya.
Meski pemerintah Bangladesh mengatakan bahwa Pulau Bhasan Char siap menampung para pengungsi Rohingya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan bahwa relokasi baru bisa dilakukan setelah studi kelayakan independen dan harus dilakukan secara sukarela.
Pada sebuah pengarahan, PBB mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan isu-isu perlindungan dan operasional yang kritis sebelum relokasi pengungsi Rohingya ke pulau Bhasan Char dilakukan. Pernyataan PBB mengatakan bahwa kelangsungan relokasi tersebut akan membutuhkan penilaian menyeluruh dan perencanaan yang matang.
Buat detikers yang punya permasalahan seputar rumah, tanah atau properti lain. Baik itu berkaitan dengan hukum, konstruksi, pembiayaan dan lainnya, tim detikProperti bisa bantu cari solusinya. Kirim pertanyaan Kamu via email ke tanya@detikproperti.com dengan subject 'Tanya detikProperti', nanti pertanyaan akan dijawab oleh pakar.
(zlf/zlf)